JT - Saksi dalam kasus dugaan korupsi berupa pungutan liar (pungli) di rumah tahanan (Rutan) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abdul Jalil Marzuki, mengungkapkan bahwa ia pernah menemukan uang dengan total Rp76 juta saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) di tiga Rutan Cabang KPK pada tahun 2015.
Abdul, yang saat itu menjabat sebagai Kepala Bagian Keamanan Rutan KPK, menyebutkan bahwa uang tersebut ditemukan di Rutan KPK di Pomdam Jaya Guntur, Rutan KPK di Gedung C1, dan Rutan KPK di Gedung Merah Putih (K4).
Baca juga : BI Siapkan Dana Rp197,6 Triliun untuk Penukaran Uang Menjelang Idul Fitri
"Masih jadi pertanyaan dari mana uang ini bisa masuk. Tidak ada laporan yang pasti," ujar Abdul dalam sidang pemeriksaan saksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Senin (26/8).
Abdul menambahkan bahwa tidak ada tahanan yang mengakui kepemilikan uang tersebut, dan uang itu akhirnya diserahkan ke pengawas internal KPK untuk diinvestigasi lebih lanjut. Jika ada tahanan yang mengaku memiliki uang tersebut, biasanya uang akan dikembalikan kepada keluarganya.
Selain uang, sidak juga menemukan barang-barang lain seperti ponsel genggam dan power bank, dengan power bank menjadi barang sitaan yang paling banyak ditemukan.
Baca juga : Amerika Serikat dan Indonesia Gelar Latihan Militer Super Garuda Shield 2023
Dalam kasus dugaan pungli di Rutan Cabang KPK, terdapat 15 terdakwa yang diduga melakukan pemerasan terhadap para tahanan dengan total pungli senilai Rp6,38 miliar selama periode 2019 hingga 2023. Para terdakwa ini termasuk mantan Kepala Rutan KPK dan beberapa petugas Rutan lainnya.
Pungli tersebut dilakukan di tiga Rutan Cabang KPK, yaitu Rutan KPK di Pomdam Jaya Guntur, Rutan KPK di Gedung C1, dan Rutan KPK di Gedung Merah Putih (K4), dengan setiap Rutan dilaporkan mengumpulkan pungli senilai Rp80 juta setiap bulannya.
Bagikan
