JT - Kementerian Kesehatan menegaskan bahwa cara paling efektif untuk memperlancar produksi Air Susu Ibu (ASI) adalah dengan menyusui bayi secara benar dan sesering mungkin, serta menghindari pemberian makanan atau minuman lain tanpa indikasi medis.
Hal ini diungkapkan oleh Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes, dr. Lovely Daisy, dalam keterangannya di Jakarta pada Sabtu (17/8).
Baca juga : Trik Memilih Bahan Pakaian agar Nyaman di Tengah Cuaca Hujan
Lovely menjelaskan bahwa kekhawatiran ibu mengenai sulitnya ASI keluar sering kali tidak berdasar.
"Selama beberapa hari setelah melahirkan, ASI yang keluar berupa kolostrum dengan volume sekitar 5-7 ml. Kolostrum berwarna kekuningan atau bening dan mengandung protein tinggi serta zat anti infeksi," ujarnya.
Kolostrum ini sering kali dianggap sebagai tanda bahwa ASI tidak cukup keluar, padahal justru merupakan bagian penting dari proses menyusui.
Baca juga : Gangguan Mental Bisa Menyebar di Antara Kelompok Sosial Remaja
Menurutnya, produksi ASI sangat dipengaruhi oleh frekuensi dan cara menyusui. Semakin sering bayi menyusu dengan teknik yang benar, semakin banyak ASI yang dihasilkan. Teknik menyusui yang tepat mencakup posisi ibu dan bayi yang benar serta perlekatan bayi yang tepat pada payudara.
Pemerintah juga mengatur pemberian ASI dalam Pasal 24 hingga Pasal 48 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan.