JT - Lebanon berada di ambang pemadaman listrik total dalam beberapa hari mendatang akibat habisnya cadangan bahan bakar negara tersebut.
Mantan penasihat Menteri Energi dan Sumber Daya Air Lebanon, Raja Ali, mengungkapkan kepada Sputnik pada Jumat bahwa situasi ini semakin mengkhawatirkan, mengingat hanya dua pembangkit listrik di negara tersebut yang masih beroperasi, yakni Deir Ammar dan Zahrani.
Baca juga : Dokter: Warga Palestina di Penjara Israel Meninggal Akibat Penyiksaan
Kedua pembangkit tersebut menggunakan bahan bakar diesel, namun stok yang tersedia sudah sangat menipis. Kondisi ini telah menyebabkan pasokan listrik di beberapa wilayah, termasuk ibu kota Beirut, dibatasi hanya dua hingga tiga jam per hari.
Ali memperingatkan bahwa dengan semakin berkurangnya cadangan bahan bakar, pemadaman listrik total bisa terjadi kapan saja.
Lebanon sebelumnya telah mencapai kesepakatan dengan Irak untuk memasok 1 juta ton minyak mentah per tahun, yang kemudian diolah menjadi bahan bakar diesel.
Baca juga : Pemerintah Haiti Perpanjang Status Darurat Hingga April
Namun, pasokan ini terhenti karena Kementerian Energi Lebanon gagal membayar Irak. Cadangan bahan bakar tentara Lebanon sebanyak 5.000 ton mungkin akan digunakan sebagai langkah sementara, tetapi ini tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan energi negara.
Ali juga menyebutkan bahwa ancaman Israel untuk mengebom pembangkit listrik di Lebanon jika terjadi operasi militer besar-besaran tidak akan berdampak signifikan, mengingat warga Lebanon telah lama mengandalkan sumber energi alternatif selama 18 hingga 22 jam sehari.