JT - Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria mengungkapkan bahwa pihaknya sedang menelusuri dugaan kebocoran data Badan Kepegawaian Negara (BKN) yang dilaporkan baru-baru ini. Penelusuran ini dilakukan bekerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
"Itu lagi ditelusuri, kita juga lagi bekerja sama sama BSSN, karena ada banyak informasi-informasi yang menyebutkan soal kebocoran data ini ya," ujar Nezar di Jakarta, Senin.
Baca juga : Komisi X Minta Kemendikbud Pastikan Setiap Sekolah Memiliki Operator
Nezar menjelaskan bahwa penelusuran dilakukan untuk memastikan kebenaran dari dugaan kebocoran data yang telah dilaporkan. Dia menambahkan bahwa seringkali data yang diklaim telah bocor di dark web tidak selalu sesuai dengan data yang sebenarnya.
"Kadang-kadang data yang bocor itu bukan data yang seperti diklaim oleh pelakunya di dark web itu. Makanya kita sedang telusuri," kata Nezar.
Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC sebelumnya mengungkapkan adanya kebocoran data pribadi menjelang Hari Ulang Tahun Ke-79 Republik Indonesia, yang kali ini melibatkan BKN. Temuan ini berawal dari sebuah postingan oleh peretas dengan nama anonim TopiAx di Breachforums pada 10 Agustus 2024.
Baca juga : Agar Mudik Lancar, Menhub Usul Penerapan WFA Mulai 24 Maret
Menurut Chairman CISSReC, Dr. Pratama Persadha, peretas tersebut mengklaim memiliki data dari BKN yang mencakup 4.759.218 baris informasi. Data tersebut diduga mencakup nama, tempat lahir, tanggal lahir, gelar, tanggal CPNS, tanggal PNS, NIP, nomor SK CPNS, nomor SK PNS, serta informasi lainnya seperti golongan, jabatan, instansi, alamat, nomor identitas, nomor HP, email, pendidikan, jurusan, dan tahun lulus.
Peretas juga menawarkan seluruh data tersebut seharga 10.000 dolar Amerika Serikat (sekitar Rp160 juta) di forum tersebut. Selain itu, sampel data berisi 128 ASN dari berbagai instansi di Aceh juga dibagikan.