JT - Jerman pada Senin menyatakan kemarahan terhadap gelombang terbaru kerusuhan xenofobia di Inggris. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman, Sebastian Fischer, menegaskan bahwa mereka "sangat mengecam aksi kerusuhan dengan kekerasan berbau xenofobia" yang terjadi di Inggris.
Inggris saat ini tengah menghadapi demonstrasi anti-imigran yang dipicu oleh teori konspirasi yang menyebar di media sosial. Kekacauan ini telah meletus menjadi kekerasan di tujuh kota di seluruh Inggris.
Baca juga : Warga Yerusalem Timur Tak Rasakan Kebahagiaan Idul Adha Akibat Perang
Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, menyebut perusuh sebagai 'preman sayap kanan' dan memperingatkan bahwa mereka yang terlibat dalam kekerasan akan "menyesal." Dalam pidatonya mengenai kekacauan yang sedang berlangsung, Starmer menegaskan bahwa tindakan kekerasan ini akan dihadapi dengan "kekuatan penuh hukum."
"Ini bukan protes, tetapi kekerasan preman yang terorganisir," ujar Starmer. Ia menambahkan bahwa "tidak ada pembenaran" untuk tindakan kekerasan yang telah menargetkan umat Muslim, masjid, dan fasilitas lain. "Semua orang yang berpikiran sehat harus mengutuk aksi kekerasan semacam ini," tegasnya.
Menteri Dalam Negeri Inggris, Yvette Cooper, juga mengecam keras para perusuh, khususnya terkait dengan serangan terhadap sebuah hotel yang menampung pencari suaka di Rotherham. Cooper menyebut tindakan tersebut sebagai "sangat mengerikan" dan menegaskan bahwa Pemerintah memberikan dukungan penuh kepada Polisi South Yorkshire untuk menindak tegas pelaku.
Baca juga : Indonesia Kirim Bantuan 10 Juta Dosis Vaksin Polio ke Afghanistan
Menteri Pertama Skotlandia, John Swinney, mengungkapkan keprihatinannya atas insiden tersebut, menyebutnya sebagai "produk premanisme rasis sayap kanan." Swinney menegaskan bahwa "rasisme harus dilawan kapan pun dan di mana pun ia muncul." * * *