Operator pembangkit listrik tenaga nuklir yang lumpuh, Fukushima Daiichi, pada hari Rabu memulai pelepasan keempat air radioaktif yang telah diolah ke laut.
Hal tersebut akan menjadi pembuangan terakhir untuk tahun fiskal yang berakhir pada bulan Maret.
Baca juga : KBRI Canberra Terima 90 Siswa Australia untuk Pelajari Budaya Indonesia
Seperti pada kegiatan sebelumnya, Tokyo Electric Power Company Holdings (TEPCO) akan membuang 7.800 ton air olahan tersebut selama sekitar 17 hari, setelah memastikan bahwa tingkat radioaktivitas dari kumpulan air terbaru memenuhi standar yang ditetapkan oleh pemerintah dan perusahaan tersebut.
China, yang menentang pelepasan air itu, telah melarang impor makanan laut Jepang sejak pembuangan air radioaktif pertama pada akhir Agustus.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning mengatakan pada Rabu bahwa Beijing “dengan tegas menentang” pembuangan limbah ke laut dan meminta Tokyo untuk “menghentikan pelanggaran ini.”
Baca juga : Pakar WHO: Risiko Kesehatan Akibat COVID-19 Tetap Tinggi
“Jepang perlu menanggapi kekhawatiran domestik dan internasional secara serius dan menanganinya dengan baik dengan sikap yang bertanggung jawab dan konstruktif,” kata Mao.
Ia juga menyerukan pembentukan pengaturan pemantauan internasional jangka panjang yang independen dan efektif dengan partisipasi besar dari negara-negara tetangga.