JT - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melaksanakan pelepasliaran dua orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) di Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum (TN BKDS) pada 28 Juli 2024. Ini merupakan tahapan ke-14 dari program pelepasliaran yang dilakukan sejak 2017.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat, RM. Wiwied Widodo, menjelaskan bahwa proses pelepasliaran kali ini merupakan yang ke-14 setelah sebelumnya 30 individu orangutan berhasil dilepasliarkan di kawasan Sub Das Mendalam TN BKDS.
Baca juga : HNW: Pemerintah Harus Tanggapi Serius Permasalahan Judi Online dan Pornografi Anak
Wiwied Widodo menambahkan bahwa proses pelepasliaran orangutan memerlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit.
"Kami memastikan semua prosedur administrasi dan satwa telah memenuhi persyaratan sebelum pelepasliaran dilakukan," ujarnya, memberikan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dalam upaya penyelamatan, rehabilitasi, dan pelepasliaran orangutan.
Dua individu orangutan yang dilepasliarkan berusia 8 tahun, satu betina dari Kabupaten Mempawah dan satu jantan dari Kabupaten Melawi. Kedua orangutan ini telah menjalani proses rehabilitasi di Sekolah Hutan Tembak oleh Yayasan Penyelamatan Orangutan Sintang, dan menunjukkan kemampuan lokomosi, pengenalan pakan, serta keterampilan membuat dan merenovasi sarang yang baik.
Baca juga : Erupsi Gunung Ruang Merusak 498 Rumah dan Fasilitas Publik
Setelah pelepasliaran, pemantauan dilakukan dengan metode nest to nest, mengikuti orangutan dari bangun pagi hingga tidur sore selama 3 bulan untuk memastikan adaptasi dan kelangsungan hidup mereka di alam liar.
Pelepasliaran kali ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk tokoh adat, perangkat desa, masyarakat peduli konservasi, dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Datah Dian. Kepala Balai Besar TN BKDS, Sadtata Noor Adirahmant, menekankan pentingnya pelibatan masyarakat dalam kegiatan konservasi.
Bagikan
