JT - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Kurniasih Mufidayati, meminta pemerintah untuk memperkuat edukasi mengenai bahaya kandungan gula, garam, dan lemak (GGL) berlebih dalam makanan, terutama pada jajanan anak-anak. Permintaan ini disampaikan untuk mencegah meningkatnya kasus penyakit seperti gagal ginjal dan diabetes pada anak.
Menurut Kurniasih, edukasi tentang GGL penting untuk melindungi anak-anak dari penyakit yang kini semakin sering menyerang usia muda.
Baca juga : 17.994 Orang Tinggalkan Jakarta lewat Stasiun Gambir di H-5 Lebaran
"Pemerintah berkewajiban melindungi anak-anak dari dampak berbahaya penyakit yang kini menyerang usia muda. Jangan sampai upaya kita fokus melindungi balita dari stunting tetapi kecolongan di usia atasnya karena penyakit seperti gagal ginjal dan diabetes anak mengancam," ujar Kurniasih.
Dia juga mendorong adanya kewajiban bagi industri makanan dan minuman untuk mencantumkan level kadar gula pada kemasan produk. Langkah ini diusulkan untuk menanggapi isu mengenai banyaknya anak yang menjalani cuci darah rutin di rumah sakit. Kurniasih mencatat bahwa kasus diabetes dan gagal ginjal anak mengalami peningkatan yang mengkhawatirkan, dengan data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menunjukkan peningkatan kasus diabetes anak sebesar 70 persen sejak 2010 hingga 2023.
Sebelumnya, dokter spesialis anak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Eka Laksmi Hidayati, menjelaskan bahwa jumlah anak yang menjalani dialisis di RSCM sangat tinggi karena rumah sakit ini menjadi rujukan utama untuk pasien, termasuk dari luar Jawa. Saat ini, sekitar 60 anak menjalani dialisis rutin di RSCM, dengan 30 di antaranya menjalani hemodialisis.
Baca juga : Komnas HAM Desak Evaluasi Penanganan Demonstrasi di Semarang dan Makassar
"Karena mereka juga melihat bahwa sudah ada rujukan yang bisa mereka kirim, kemudian jadi banyak yang juga mengirimkan. Itu yang menyebabkan berkumpulnya jadi banyak, dan itu juga membuat Kementerian Kesehatan merasa bahwa memang ini harus disebarkan pelayanan untuk ginjal anak ini, dan sedang dikerjakan hal tersebut," jelas Eka.
Secara umum, Eka menjelaskan bahwa kasus penyakit ginjal pada anak tidak terlalu banyak ditemukan, dan dokter nefrologi anak juga terbatas. Oleh karena itu, layanan dialisis sering kali hanya tersedia untuk dewasa di tingkat provinsi, sementara untuk anak-anak masih terbatas. * * *