JT - Nelayan di Rusun Muara Angke, Jakarta Utara, mengeluhkan maraknya pencurian alat tangkap ikan berupa jaring di perairan Teluk Jakarta kepada Direktorat Polisi Air dan Udara (Ditpolairud) Polda Metro Jaya. Keluhan ini disampaikan dalam kegiatan "Ngopi Kamtibmas" yang digelar pada Kamis malam.

"Pencurian ini marak sejak 2021, sudah ribuan alat jaring yang hilang dengan kerugian kurang lebih Rp650 juta," ujar Charida, perwakilan nelayan Kampung Warung Dadak, Tangerang, Jumat.

Charida menyebutkan bahwa laporan yang telah disampaikan ke berbagai pihak, termasuk Polres Pelabuhan Tanjung Priok dan organisasi nelayan, belum mendapatkan respons. Ia menambahkan, dalam 10 tahun terakhir, para nelayan kecil sering mengalami kerugian akibat kehilangan alat tangkap.

"Sebuah alat tangkap setidaknya memiliki nilai sekitar Rp250-350 ribu per buah untuk jaring yang sudah siap pakai," jelas Charida.

Charida menekankan bahwa pencurian jaring membuat banyak nelayan bangkrut dan meminta kepolisian perairan lebih aktif dalam melakukan penyelidikan.

"Kalau kami main hakim sendiri dianggap melanggar hukum, tapi dari instansi berwenang tidak ada tindak lanjut," kata Charida.

Tokoh Masyarakat Nelayan Rajungan Muara Angke, H Diding Setiawan, berharap ada kolaborasi antara kepolisian perairan dan para nelayan dengan melakukan patroli bersama secara rutin.