JT - Ketua Komite Olimpiade Palestina, Jibril Rajoub, mengkritik "standar ganda" dari Komite Olimpiade Internasional (IOC) atas keputusannya untuk mengizinkan Israel berkompetisi di Olimpiade Paris 2024. Tuntutan boikot yang diajukan oleh Rajoub kepada IOC awal pekan ini ditolak oleh Ketua IOC, Thomas Bach.
"Ini menegaskan bahwa ada lembaga internasional yang bersikeras menerapkan standar ganda dan tidak mematuhi Piagam Olimpiade, undang-undang dan peraturan, atau moral," kata Rajoub saat tiba di Bandara Charles de Gaulle, Paris, bersama delegasi olahraga Palestina, dikutip dari AFP, Jumat.
Baca juga : Biden: Bom AS Digunakan Untuk Bunuh Warga Sipil di Gaza
Sekitar seratus orang hadir menyambut para atlet dengan kurma dan teriakan "Free, Free Palestine!".
Rajoub menambahkan bahwa Israel atau Komite Olimpiade Israel telah kehilangan hak moral, olahraga, kemanusiaan, dan hukum untuk berpartisipasi karena pemboman Israel yang sedang berlangsung di Gaza yang dianggap sebagai "kejahatan genosida, pembersihan etnis."
Militan Palestina dari Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober, mengakibatkan kematian sekitar 1.170 orang, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi Israel. Kampanye militer balasan Israel telah menewaskan 39.175 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas.
Baca juga : Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak Sesalkan Invasi Israel Terhadap Palestina
Komite Olimpiade Palestina menyebut sekitar 400 atlet Palestina tewas, sementara yang lain tidak dapat berlatih atau bepergian karena pemboman atau pembatasan yang dilakukan Israel.
Di sisi lain, Rusia dilarang mengikuti Olimpiade Paris oleh IOC karena melanggar Piagam Olimpiade ketika negara itu mencaplok organisasi olahraga Ukraina setelah invasi Kremlin pada 2022.