JAKARTATERKINI.ID - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi melaporkan bahwa hujan deras yang melanda wilayah Kabupaten Sukabumi, sejak Jumat (1/12) pagi hingga sore telah menambah kasus kejadian bencana tanah longsor.
Humas BPBD Kabupaten Sukabumi, Sandra Fitria, menyampaikan bahwa laporan dari petugas penanggulangan bencana kecamatan (P2BK) hingga Jumat malam mencatat penambahan dua kasus bencana tanah longsor di dua kecamatan.
Baca juga : Polisi Evakuasi Pimpinan dan Guru Pesantren di Bekasi, Diduga Terlibat Pencabulan Santriwati
"Kejadian pertama terjadi di perbatasan antara Kampung Bojongkawung, RT 004/007, dan Kampung Kebonkai, RT 003/011, Desa Girijaya, Kecamatan Nagrak. Longsor tebing tanah sepanjang 3 meter dan tinggi 6 meter memutuskan jalan penghubung antar kedua kampung tersebut," katanya.
Sementara kejadian lainnya terjadi di Kampung Cicatih, RT 004/005, Desa Cimanggu, Kecamatan Cikembar. Akibat longsor tebing tanah setinggi 5 meter, panjang 7 meter, dan lebar 3 meter, satu rumah warga yang dihuni empat jiwa dan berada di atas tebing tersebut terancam dampak longsor.
Sandra menegaskan bahwa potensi terjadinya bencana tanah longsor ini cukup tinggi, dan hasil pemetaan daerah rawan longsor menunjukkan bahwa seluruh 47 kecamatan di Kabupaten Sukabumi termasuk dalam daerah rawan longsor. Perbedaannya hanya terletak pada kategori kecenderungan risikonya.
Baca juga : Pemkab Bekasi Fokuskan Percantik Taman di Jalur Pantura
"Dua kejadian longsor ini telah ditangani oleh P2BK, dan akses jalan antar kampung di Desa Giruijaya yang sempat tertutup longsor saat ini sudah dapat dilalui oleh masyarakat," ujarnya.
BPBD terus memberikan imbauan kepada warga agar tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi yang dipicu oleh cuaca ekstrem seperti hujan deras disertai angin kencang dan petir.
Bagikan
