Surabaya, 06/9 (jt) - KRI Alugoro-405, kapal selam buatan PT PAL Indonesia, menjadi bagian dari alat utama sistem pertahanan (Alutsista) strategis TNI Angkatan Laut di bawah komando Satuan Kapal Selam Koarmada II yang terlibat dalam "passing exercise (passex)" bersama Angkatan Laut Australia.
Edi Rianto, Sekretaris Perusahaan PT PAL Indonesia, mengungkapkan bahwa kegiatan ini, yang diadakan oleh TNI Angkatan Laut, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalisme personel dalam menjalankan tugas mereka dalam menjaga perairan Indonesia. Selain itu, passex ini juga bertujuan untuk mengawasi dan mengamankan pergerakan kapal selam Australia, HMAS Waller-75, yang melintasi perairan utara Bali menuju Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II.
Baca juga : Usai Diperiksa 12 Jam, Aiman Khawatir Soal Ponselnya yang Disita
Passex merupakan latihan rutin TNI Angkatan Laut untuk menyambut dan mengawal kapal perang asing yang memasuki atau meninggalkan perairan Indonesia. Selain aspek militer, kegiatan ini juga memiliki tujuan diplomatis dalam mempererat hubungan kerja sama dan diplomasi antara kedua negara.
KRI Alugoro-405 adalah kapal selam Diesel Electric, menjadi kapal selam pertama yang dibuat oleh anak bangsa Indonesia. Kapal ini memiliki panjang 61,3 meter dan mampu mencapai kecepatan 21 knot, dengan kemampuan berlayar lebih dari 50 hari. Keberhasilan PT PAL dalam pembangunan KRI Alugoro-405 adalah prestasi bersejarah dalam pertahanan Indonesia, yang mengangkat Indonesia sebagai salah satu negara di ASEAN yang mampu membangun dan melakukan overhaul kapal selam.
Selain itu, pemerintah telah memberikan dukungan berupa Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada PT PAL untuk memperkuat infrastruktur fasilitas produksi guna mendukung pembangunan dan perawatan, perbaikan, dan overhaul (MRO) kapal selam. Ini adalah bagian dari upaya pemerintah untuk mencapai kemandirian dalam industri pertahanan nasional dan mengurangi ketergantungan pada industri alutsista luar negeri.
Baca juga : BNN Gagalkan Peredaran Ganja ke Sumbar Seberat 624 Kg
PT PAL berharap bahwa pembangunan dan perawatan kapal selam dapat terus dilakukan di dalam negeri, sehingga Indonesia dapat mencapai tujuannya untuk menjadi produsen kapal selam mandiri.