Jakarta, 1 September (JT)-Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, baru-baru ini mengungkapkan bahwa ada tawaran membentuk koalisi baru yang terdiri dari Partai Demokrat, PKS, dan PPP untuk maju dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Tawaran ini, menurut SBY, disampaikan oleh seorang menteri aktif dalam Kabinet Indonesia Maju pimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin.
"Seseorang yang masih menjadi menteri di kabinet Presiden Jokowi, dengan intensitas tinggi, sedang melakukan lobi, termasuk kepada Partai Demokrat, dengan menawarkan pembentukan koalisi baru, yang melibatkan Partai Demokrat, PKS, dan PPP. Dia mengatakan bahwa inisiatif ini mendapat persetujuan dari pemimpin tertinggi," kata SBY saat memberikan arahan dalam Sidang Majelis Tinggi Partai (MTP) Demokrat di kediamannya di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat.
Baca juga : Perombakan Strategis: 11 Perwira Polri Mutasi di Polda Metro Jaya, Siapa yang Menduduki Posisi Baru?
SBY tidak secara langsung mengungkapkan nama menteri yang dia maksud. Beberapa pengurus dan kader senior Demokrat juga enggan mengungkapkan nama menteri tersebut.
Selain itu, SBY juga mengungkap bahwa ada tawaran bergabung dari bakal calon presiden lainnya, yakni Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto. Pertemuan antara Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani juga membahas tawaran kerja sama ini.
"Kedua, Pak Prabowo datang ke Pacitan menemui saya dan juga menyampaikan ajakannya," kata SBY.
Baca juga : Masjid Istiqlal Jakarta Tidak Mengetahui Poster Seminar Tokoh Yahudi Amerika
SBY menilai tawaran-tawaran ini sebagai bagian dari politik yang baik, sah, dan terbuka. Dia menganggap bahwa tawaran-tawaran ini sesuai dengan demokrasi dan etika politik. Namun, SBY mengusulkan agar Partai Demokrat tidak segera mengambil keputusan dan menunggu sampai situasi lebih tenang.
"Menurut pandangan saya, hari ini, besok, atau lusa, belum saatnya kami mengambil keputusan tentang bergabung dengan siapa atau mendukung calon presiden mana. Saya pikir, saatnya belum tiba," kata SBY.