JT - Kementerian Pertanian optimistis kekurangan pasokan beras di Indonesia yang disebabkan pengaruh dari El Nino atau musim kemarau panjang yang berdampak pada penurunan produksi beras di Indonesia, dapat terpenuhi pada 2024.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian Dedi Nursyamsi di Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu, mengatakan bahwa Indonesia mengalami defisit 3,5 juta ton beras.
Baca juga : Pemerintah Menyiapkan Subsidi dan Bantuan Pupuk untuk Meningkatkan Produksi Beras
"Pada 2023 kita kekurangan 3,5 juta ton beras. Berarti harus ditingkatkan luas tanamnya, tingkatkan areal tanam dan tingkatkan indeks pertanaman," kata Dedi.
Dedi menjelaskan konsumsi beras nasional per bulan mencapai 2,6 juta ton atau kurang lebih sebanyak 31,5 juta ton per tahun. Namun, pada 2023, produksi beras di Indonesia hanya sebanyak 30,2 juta ton, turun dari tahun sebelumnya yang sebesar 31,5 juta ton.
Penurunan produksi beras tersebut, lanjutnya, merupakan dampak dari kemarau panjang yang disebabkan El Nino. Dengan kondisi itu, maka Indonesia mengalami defisit atau kekurangan pasokan beras kurang lebih sebanyak satu juta ton.
Baca juga : Usulan Pembagian Pemilu Menjadi Dua Kategori dengan Jeda Dua Tahun untuk Meningkatkan Partisipasi Pemilih
"Produksi beras kita pada 2023, 30,2 juta ton. Berarti, untuk konsumsi saja kurang satu juta ton. Belum untuk Cadangan Beras Pemerintah (CBP) 2,5 juta ton. Total, kekurangan beras per tahun sekitar 3,5 juta ton. Itu kondisi Indonesia saat ini," katanya.
Ia menambahkan dalam menghadapi kondisi tersebut maka perlu dilakukan perluasan tanam dan peningkatan indeks pertanaman (IP) seperti di lahan rawa dan sawah tadah hujan, agar produksi beras kembali melimpah.