JT - Toshiba Corp. menyatakan bahwa pihaknya akan memangkas hingga 6 persen tenaga kerjanya di Jepang dengan menawarkan paket pensiun dini kepada staf dan mengurangi operasi yang berlebihan dengan mengintegrasikan anak perusahaan utama.
Dikutip dari Kyodo, Kamis (16/5), hal tersebut dilakukan dalam rencana perubahan besar pertamanya untuk mengubah bisnis setelah menjadi perusahaan swasta pada akhir tahun lalu.
Baca juga : Garuda Indonesia Siapkan 1,4 Juta Kursi Penerbangan untuk Libur Lebaran 2024
“Ini adalah hal yang perlu dilakukan untuk memastikan perusahaan bertahan selama 100 tahun ke depan,” kata Presiden dan CEO Toshiba, Taro Shimada, pada konferensi pers di Tokyo ketika konglomerat industri tersebut mengumumkan rencana bisnis jangka menengahnya yang mencakup pengurangan 4.000 pekerjaan.
Rencana pensiun dini bertujuan untuk memotong biaya tenaga kerja dan menargetkan pekerja rumah tangga berusia 50 tahun ke atas yang bekerja di perusahaan grup Toshiba.
Sebagian besar PHK akan terjadi di departemen back-office, katanya, seraya menambahkan bahwa pihaknya berencana menyelesaikan proses tersebut pada akhir November.
Baca juga : Menkominfo Pastikan Starlink Milik Elon Musk Mematuhi Aturan di Indonesia
"Itu adalah keputusan yang menyakitkan," kata Shimada.
Sebaliknya, perusahaan akan mencurahkan sumber dayanya ke bidang-bidang pertumbuhan, termasuk semikonduktor listrik yang dapat digunakan dalam kendaraan listrik, produk kecerdasan buatan dan peralatan energi terbarukan, serta teknologi kuantum.