JAKARTATERKINI.ID - Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Septian Hario Seto, menyoroti perlunya penyeimbangan harga nikel oleh pemerintah untuk menarik investasi di industri hilir baterai dan kendaraan listrik.
"Kita perlu menyeimbangkan bukan hanya dari sisi upstream, yaitu pelaku usaha tambang, tapi juga dari sisi hilir, yaitu pelaku manufaktur," ujar Septian Hario Seto di Jakarta, Kamis.
Baca juga : Stroberi Korea akan Dibudidayakan di Indonesia untuk Pertama Kalinya
Septian menjelaskan bahwa jika harga nikel terlalu tinggi, harga baterai sebagai produk jadi dari komoditas tersebut juga akan melonjak.
Dampaknya akan dirasakan pada kenaikan harga kendaraan listrik, yang kemungkinan akan menurunkan minat penggunaannya.
Septian juga menekankan bahwa jika harga nikel terus tinggi, para pelaku industri akan mencari alternatif bahan baku lain untuk pembuatan baterai kendaraan listrik, seperti Lithium-Ferro-Phosphate (LFP), yang dapat mengurangi permintaan terhadap nikel di masa depan.
Baca juga : Ini Hak Ekslusif Untuk Hisanse Sebagai Vendor Resmi Layar UEFA EURO 2024
"Jika harga nikel tetap tinggi, industri hilirnya tidak akan berkembang," katanya.
Dia menegaskan bahwa pemerintah bertujuan membangun ekosistem baterai kendaraan listrik dari hulu ke hilir, sehingga keseimbangan harga nikel sebagai bahan baku harus dijaga.