JAKARTATERKINI.ID - Sejumlah organisasi di Gorontalo menggelar diskusi untuk membahas masa depan Danau Limboto, yang terletak di Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, dan termasuk dalam 15 danau kritis di Indonesia.
Kegiatan tersebut merupakan kolaborasi antara Society Indonesian Environment Journalist (SIEJ) Simpul Gorontalo, Biodiversitas Gorontalo (BIOTA), Aliansi Jurnalistik Indonesia (AJI) Kota Gorontalo, Forum Pecinta Alam Gorontalo (FPAG), dan Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Benua Fakultas Ekonomi.
Baca juga : Puluhan Anak Muda Lintas Agama Bergabung dalam Acara 'Tanah Air itu Bhinneka' di Jember
Sekretaris BIOTA, Rosyid Azhar, di Gorontalo, pada hari Minggu, mengatakan bahwa keberadaan Danau Limboto semakin terancam karena pendangkalan dan penyempitan luas.
"Akibat pendangkalan yang terus terjadi, Danau Limboto dikategorikan sebagai salah satu dari 15 danau kritis di Indonesia," kata Rosyid.
Pada tahun 1932, Danau Limboto memiliki luas 8.000 hektar dengan kedalaman mencapai 30 meter. Namun, saat ini, luas danau terus berkurang dan kedalamannya hanya tersisa 2,5 meter.
Baca juga : Anak Muda Ambon Galang "Baca Senyap" untuk Membangun Kebiasaan Membaca
Ia menegaskan bahwa kondisi tersebut merupakan ancaman serius bagi kelangsungan ekosistem dan kehidupan masyarakat di sekitarnya.
Salah satu solusi yang dapat diambil untuk mengatasi tantangan ekonomi bagi masyarakat pesisir danau adalah dengan menerapkan wisata berbasis lingkungan dan berkelanjutan yang mengandalkan potensi sumber daya hayati Danau Limboto.