JAKARTATERKINI.ID - Pakar Perencana Keuangan dari PINA Indonesia, Rista Zswestika, menyatakan bahwa generasi milenial dan Gen Z saat ini banyak terperangkap dalam pinjaman online (pinjol) dan investasi bodong.

"Generasi Z sangat rentan terjebak dengan pinjol dan investasi bodong. Mereka tergiur dengan janji kemudahan dalam mendapatkan akses segala sesuatu. Karena diiming-imingi kemudahan, mereka enggan melewati proses," ujar Rista dalam Forum Jurnalis Jagoan, di Jakarta, pada hari Rabu.

Rista menyampaikan bahwa menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sekitar 30-40 persen korban investasi bodong adalah milenial dan Gen Z.

Berdasarkan data OJK dan Indef tahun 2023, terdapat 72.142 orang dengan usia di bawah 19 tahun yang terdaftar sebagai penerima pinjol, dengan jumlah pinjaman mencapai Rp168,87 miliar. Di rentang usia 19-34 tahun, jumlah penerima pinjol di Indonesia mencapai 10.914.970 orang, dengan total pinjaman mencapai Rp26,87 triliun.

Secara keseluruhan, dari tahun 2017 hingga 2023, OJK juga mencatat 6.680 pinjol ilegal yang berhasil ditutup. Selain itu, terdapat 39.866 pengaduan korban pinjol ilegal dalam periode 1 Januari 2022 hingga 1 Januari 2024.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa generasi muda juga rentan terjebak dalam investasi bodong, dengan total kerugian mencapai Rp126 triliun dari tahun 2018 hingga 2022 di Indonesia.

Menurut Rista, salah satu alasan mengapa milenial dan Gen Z masih banyak menjadi korban investasi bodong adalah kurangnya pemahaman mereka akan strategi investasi yang matang.