JAKARTATERKINI.ID - Departemen Geosains Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia telah menyelesaikan pengujian dan siap untuk memasarkan platform sistem informasi pertanian berbasis telepon genggam yang dapat membantu petani dalam menentukan awal musim tanam.
"Kami telah menyelesaikan pengujian dan siap untuk memasarkan platform sistem informasi berbasis telepon genggam yang dapat membantu petani menghadapi perubahan iklim dengan memanfaatkan data dari stasiun pemantau di setiap kota atau kabupaten," kata Kepala Departemen Geosains Universitas Indonesia (UI), Supriyanto, di Depok, Senin.
Baca juga : Oppo Find N5 Resmi Meluncur Global 20 Februari 2025, Hadir dalam Dua Warna
Menurutnya, petani dapat memantau data dari 10 hingga 20 stasiun cuaca di kota atau kabupaten terdekat secara otomatis tiap sepuluh menit melalui telepon genggam. Data tersebut meliputi intensitas curah hujan harian, suhu, dan kelembaban udara.
Supriyanto menambahkan bahwa stasiun pemantauan cuaca yang dinamai Si-Cuhal telah dikembangkan dan diuji coba sejak tahun 2019 hingga saat ini. Teknologi stasiun pemantauan cuaca Si-Cuhal bahkan telah diaplikasikan di wilayah Depok, Karawang, Sumedang, dan Garut, Jawa Barat, untuk mitigasi bencana banjir.
Platform ini menyimpan semua data curah hujan, suhu, dan kelembaban udara yang telah terkumpul di cloud-server dan dapat diakses melalui telepon genggam dalam bentuk grafik harian, bulanan, atau tahunan.
Baca juga : TCL Kenalkan TCL QLED Pro C655 dalam Berbagai Ukuran
Informasi ini sangat berguna bagi petani, terutama petani padi atau beras, untuk menentukan musim tanam yang tepat berdasarkan pola perubahan cuaca lokal yang semakin tidak menentu.
"Si-Cuhal akan dikembangkan untuk tidak hanya mengelola hasil pengukuran curah hujan, tetapi juga memungkinkan petani mengunggah jenis hama yang menyerang lahan pertaniannya. Petani lain kemudian dapat memberikan saran dan masukan tentang cara mengatasi serangan hama tersebut," ujarnya.