JAKARTATERKINI.ID - Sejak tahun 2018, Manchester United tidak pernah lagi menduduki posisi teratas dalam daftar klub kaya raya di dunia, namun tetap masuk dalam lima besar.
Karena stabilitas finansial tersebut, pemilik United, Keluarga Glazer, memutuskan untuk menjual 25 persen sahamnya kepada Sir Jim Ratcliffe dengan harga 1,2 miliar pound (Rp23,6 triliun), yang jauh di atas harga saat mereka membeli 100 persen saham United pada tahun 2005 sebesar 800 juta pound (Rp15,7 triliun).
Baca juga : Rahmad Darmawan Masih Jadi Pelatih Barito Putera Sampai 2026
Namun, di lapangan hijau, Manchester United, yang pernah dicemooh oleh mantan pelatihnya, Louis van Gaal, sebagai klub dagang ketimbang klub sepak bola, mengalami penurunan performa yang signifikan.
Sejak tahun 2013, MU tidak lagi mengangkat trofi juara liga, hanya meraih Piala FA pada 2016 dan Piala Liga pada 2017 serta 2023. Selama periode yang sama, mereka juga lima kali terlempar dari Liga Champions.
Meskipun demikian, beberapa perkembangan positif telah terjadi dalam beberapa pekan terakhir.
Baca juga : Jawa Tengah Berpeluang Besar Jadi Juara Umum Peparnas XVII 2024
Sejak kekalahan mereka dari Nottingham Forest pada 31 Desember 2023, United tidak terkalahkan dalam tujuh pertandingan terakhir, dalam semua kompetisi, termasuk empat kemenangan liga berturut-turut. Peningkatan performa ini juga diikuti dengan peningkatan kualitas permainan sejumlah pemain, seperti Rasmus Hojlund yang mencetak dua gol dalam pertandingan terakhir mereka melawan Luton Town.
Menariknya, peningkatan ini bersamaan dengan proses akuisisi United oleh Ratcliffe. Setelah Ratcliffe mengakuisisi 25 persen saham United, dia langsung berdialog dengan para pendukung klub dan juga karyawan klub, menyampaikan visinya untuk Manchester United.
Bagikan
