JAKARTATERKINI.ID - Film "Women from Rote Island" yang disutradarai oleh Jeremias Nyangoen mengajak masyarakat untuk menghentikan kekerasan seksual sekaligus lebih memperhatikan seluruh anggota keluarga.
“Kalau dicermati, film ini tidak hanya menyoroti kekerasan seksual terhadap perempuan, saya yakin ada yang cermat. Kalau dulu kita katakan hati-hati punya anak perempuan, sekarang, anak laki-laki juga harus hati-hati. Hasil riset kecil saya itu, basic dari tema yang kita bicarakan ini adalah keluarga,” kata Sutradara Jeremias Nyangoen dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat.
Baca juga : Lady Gaga Pecahkan Rekor dengan Album Mayhem di Puncak Billboard 200
Menyoroti isu perempuan dan tenaga kerja di Indonesia timur, Jeremias bercerita bahwa ide pembuatan skenario muncul saat dia ingin membuat suatu karya bagi ibunya dan perempuan lainnya.
Proses penulisan naskah dan pemilihan lokasi syuting membutuhkan waktu setidaknya satu tahun delapan bulan. Jeremias harus bolak-balik antara Jakarta dan Nusa Tenggara Timur, khususnya Rote, untuk menyempurnakan skenario dan melakukan proses perekrutan para aktor.
Selama proses tersebut, Jeremias memperhatikan kurangnya fasilitas pendampingan bagi para korban kekerasan seksual seperti pusat rehabilitasi. Lingkungan yang tidak kondusif bagi para korban juga menjadi sorotannya. Oleh karena itu, ia memilih untuk mengangkat fenomena tersebut dalam filmnya sebagai pelajaran bagi masyarakat melalui media audio-visual.
Baca juga : "Back in Action" Siap Hadir di Netflix pada 17 Januari 2025
Dengan filmnya yang menjadi film cerita panjang terbaik di Festival Film Indonesia (FFI), Jeremias berharap penonton tidak hanya menikmati keindahan Rote, tetapi juga menjadi lebih peduli terhadap kondisi mental korban kekerasan seksual dan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang kembali dalam keadaan depresi berat.
Ia juga menekankan pentingnya masyarakat untuk lebih memperhatikan aktivitas anggota keluarga masing-masing sebagai bentuk pendampingan dan pencegahan berbagai bentuk kekerasan seksual.