JAKARTATERKINI.ID - Pada Rabu (17/1), Inggris mendesak Iran untuk "menggunakan pengaruhnya" atas kelompok Houthi Yaman guna mencegah ancaman lebih lanjut terhadap pelayaran komersial di Laut Merah, demikian diungkapkan oleh Kantor Luar Negeri, Persemakmuran, dan Pembangunan (FCDO).
Pernyataan tersebut muncul setelah Menteri Luar Negeri Inggris Raya, David Cameron, bertemu dengan Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian, dalam Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss.
Baca juga : PBB Akan Mengajukan Permohonan Dana Sebesar 2,8 Miliar Dolar AS untuk Gaza
Cameron menekankan, "Iran harus berhenti memasok Houthi dengan senjata dan intelijen serta menggunakan pengaruhnya untuk menghentikan serangan Houthi di Laut Merah." Ia juga menambahkan, "Iran juga harus berhenti menggunakan keadaan regional sebagai alasan untuk bertindak sembarangan dan melanggar kedaulatan negara lain."
Serangan Houthi terhadap pelayaran di Laut Merah dijelaskan oleh Cameron sebagai "ilegal dan tidak dapat diterima." Pernyataan ini datang setelah serangan udara oleh Amerika Serikat dan Inggris terhadap posisi Houthi di Yaman pekan lalu, yang merupakan respons terhadap serangkaian serangan Houthi terhadap kapal-kapal di Laut Merah yang ditujukan ke Israel.
Houthi melaporkan bahwa 73 serangan di Yaman telah menewaskan lima pejuang mereka. Selain itu, Cameron juga "mengutuk serangan di Erbil, Irak, yang menewaskan warga negara ganda Inggris-Irak Karam Mikhael," seperti disampaikan dalam pernyataan tersebut.
Baca juga : Tiga Truk Bantuan Tiba di Rumah Sakit di Jalur Gaza Utara
Sebelumnya, Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) mengklaim telah meluncurkan rudal balistik ke posisi "kelompok teroris anti-Iran" dan pendukung mereka di Suriah dan Irak. IRGC juga mengklaim menghancurkan markas besar badan mata-mata Israel Mossad di Erbil.