JAKARTATERKINI.ID - Dokter spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan RSUP Nasional dr. Cipto Mangunkusumo, Prof. Dr. dr. Noroyono Wibowo, Sp.OG Subsp KFm (K), mengingatkan bahwa mengonsumsi kacang-kacangan saat hamil dapat meningkatkan kadar besi dalam darah. Meskipun begitu, ia menyoroti risiko berlebihan dalam mengonsumsi kedelai bentuk utuh yang dapat memicu permasalahan genitalia pada janin laki-laki.
"Kalau kedelai murni dikonsumsi secara berlebihan karena mengandung genistein, yang merupakan salah satu pemicu tumbuhnya fitoestrogen, maka bayi laki-laki berisiko mengalami masalah pada genitalia atau saluran kencing dengan peningkatan risiko sebesar 3 persen," ungkapnya dalam diskusi daring di Jakarta, Selasa.
Baca juga : LSF Promosikan Film Women From Rote Island Menuju Piala Oscar 2025
Ia menambahkan bahwa konsumsi kedelai utuh oleh ibu hamil yang membawa janin perempuan juga dapat meningkatkan risiko mengalami menstruasi lebih cepat pada masa dewasa, disebabkan oleh paparan estrogen yang lebih tinggi selama masa kehamilan.
Noroyono menekankan bahwa selama masa kehamilan, ibu tidak hanya perlu memenuhi kebutuhan nutrisi untuk zat besi dari satu sumber, melainkan juga dari berbagai sumber lain seperti protein, lemak, mineral, dan karbohidrat. Salah satu sumber zat besi yang mudah diserap oleh tubuh adalah daging merah, baik dari sapi maupun kambing, dengan kebutuhan minimal 400 gram daging untuk ibu hamil.
Sementara daging adalah sumber zat besi yang baik, asupan besi juga harus dipenuhi melalui sayuran, kacang, atau telur, karena zat besi membutuhkan pengikat untuk mengalir dalam darah secara optimal, yang umumnya berasal dari protein.
Baca juga : Makanan Lokal Berkualitas dengan Peduli Lingkungan
Noroyono menyarankan agar kadar zat besi dalam tubuh tetap cukup dengan memeriksa darah perifer lengkap (DPL) untuk mengetahui apakah seseorang mengalami anemia defisiensi zat besi atau tidak. Ia juga memberi peringatan terhadap anemia yang disebabkan oleh talasemia, yang dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi pada ibu hamil dan meningkatkan risiko kematian janin sebelum lahir.
Lebih lanjut, Noroyono mengingatkan bahwa kelebihan zat besi juga dapat menimbulkan masalah, menginduksi oksidasi dari lemak yang dapat menyebabkan kematian sel dalam tubuh. Selain itu, zat besi yang berlebihan dapat bersifat toksik atau menjadi racun dalam tubuh, karena protein tidak dapat sepenuhnya mengikat jumlah zat besi yang berlebih, sehingga besi dapat menjadi radikal bebas dalam tubuh.