JAKARTATERKINI.ID - Presiden Jokowi, saat membuka Konvensi Kampus XXIX dan Temu Tahunan XXV Forum Rektor Indonesia di Universitas Negeri Surabaya, Jawa Timur, Senin, menyatakan niatnya untuk menambah anggaran pendidikan guna memperkuat riset dan mengejar rasio penduduk Indonesia berpendidikan S2 dan S3 yang masih sangat rendah.
Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa rasio penduduk berpendidikan S2 dan S3 di Indonesia saat ini hanya mencapai 0,4 persen, sementara negara tetangga sudah mencapai 2,43 persen, dan negara maju bahkan mencapai 9,8 persen. Dalam upayanya mengejar ketertinggalan ini, Jokowi menyatakan akan mengambil kebijakan untuk menambah anggaran pendidikan.
Baca juga : Kemenag Sebut Layanan Haji dari Garuda Belum Ada Perbaikan
Selain itu, Presiden Jokowi akan memerintahkan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk menjadi orkestrator penelitian bersama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) guna merancang kebutuhan riset dan memanfaatkan peluang yang ada.
Presiden menekankan bahwa peran utama terletak di perguruan tinggi, bukan hanya di BRIN. "Orkestrator boleh BRIN, tapi peran untuk riset dan pengembangan harus diperkuat di perguruan tinggi," katanya.
Lebih lanjut, Presiden Jokowi berharap anggaran untuk Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim dapat diperbesar. "Dimulai tahun ini, nanti akan dilanjutkan oleh pemerintahan selanjutnya, siapapun itu," ungkapnya.
Baca juga : Hari Lahir Pancasila, KCIC Tampilkan Tari Tradisional di Whoosh
Presiden juga mengingatkan pentingnya memanfaatkan bonus demografi dan bonus peluang yang diberikan kepada Indonesia, serta menekankan perlunya optimalisasi peran perguruan tinggi dan peningkatan peringkat perguruan tinggi.
Dalam menghadapi tantangan ini, Presiden Jokowi mengajak perguruan tinggi untuk menguatkan kolaborasi dan sinergi guna menciptakan solusi bagi kemajuan Indonesia.