JAKARTATERKINI.ID - Dr. Debby Andina Landiasari, praktisi kesehatan dari Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, menegaskan bahwa imunisasi memainkan peran kunci dalam pencegahan polio pada anak-anak.
"Polio dapat dicegah melalui imunisasi polio yang dijadwalkan. Kementerian Kesehatan menyediakan imunisasi polio secara gratis di seluruh fasilitas kesehatan pemerintah," ungkap Dokter Spesialis Anak RS UNS tersebut di Solo, Jawa Tengah, pada hari Kamis.
Baca juga : Mengenal Lebih Dekat Cita Rasa Kopi Indonesia Lewat Jelajah Single Origin
Prosedur imunisasi melibatkan pemberian vaksin polio tetes atau oral polio vaccine (OPV) pada usia satu bulan, dua bulan, tiga bulan, dan empat bulan, serta vaksin polio suntik atau inactivated polio vaccine (IPV) pada usia empat bulan dan sembilan bulan.
Dr. Debby menjelaskan bahwa ketidakmendapatkan imunisasi polio membuat anak lebih rentan terhadap penyakit tersebut, yang dapat mengakibatkan kelumpuhan. Selain itu, anak yang tidak diimunisasi memiliki risiko tinggi sebagai sumber penularan penyakit polio kepada orang lain, dan kurangnya cakupan imunisasi yang memadai dapat meningkatkan risiko wabah polio.
Polio, atau poliomielitis, adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus polio. Penyakit ini menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan hingga kematian. Dr. Debby menjelaskan bahwa penularan virus polio terjadi melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi oleh virus tersebut.
Baca juga : "Serial "The Boys" Akan Mengakhiri Kisahnya di Musim Kelima"
Dalam konteks kejadian luar biasa (KLB) di Kabupaten Klaten, Dr. Debby menyatakan bahwa faktor risiko melibatkan imunisasi polio yang tidak lengkap, kekurangan nutrisi pada anak, dan kondisi lingkungan yang kurang bersih. Untuk mencegah penularan polio, ia menekankan pentingnya memastikan bahwa anak menerima imunisasi polio lengkap sesuai dengan usia, bersama dengan menjalani pola hidup bersih dan sehat, termasuk menggunakan jamban dan mencuci tangan dengan benar. Dr. Debby juga menyarankan untuk segera melaporkan gejala kelumpuhan kepada petugas kesehatan.