JT — Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mencatat bahwa sekitar 60 persen produk pariwisata Indonesia berbasis budaya dan kearifan lokal. Hal ini menunjukkan bahwa budaya menjadi kekuatan utama dalam daya tarik pariwisata nasional yang dihormati dunia internasional.
"Kekayaan budaya kita masih dijaga, dilestarikan, dan dipelihara dengan baik," kata Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf Hariyanto saat menghadiri Perayaan Seba Baduy di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Jumat (2/5).
Baca juga : Taman Nasional Tambora Buka Dua Wisata Non Pendakian saat Libur Lebaran
Menurut Hariyanto, selain budaya, pariwisata Indonesia juga ditopang oleh kekayaan alam yang menyumbang sekitar 35 persen, mencakup 17 ribu lebih pulau dan luasnya bentang laut. Sementara wisata buatan menyumbang lima persen dari keseluruhan sektor pariwisata.
Salah satu contoh nyata potensi pariwisata budaya adalah Perayaan Seba Baduy, yang bukan hanya menjadi tontonan tetapi juga sarat makna.
"Perayaan ini mengingatkan masyarakat akan pentingnya menjaga dan melestarikan alam," ujarnya.
Baca juga : Nataru, Tingkat Hunian Hotel di The Nusa Dua Capai 73 Persen
Dalam agenda Seba, tetua adat Baduy juga mengingatkan pemerintah daerah agar menjaga 53 gunung di wilayah Lebak agar tidak rusak. Hariyanto menilai, kontribusi masyarakat Baduy dalam menjaga lingkungan sangat besar dan patut diapresiasi.
Sementara itu, tetua adat Baduy Tanggungan 12, Djaro Saidi Putra, menegaskan bahwa masyarakat Baduy secara konsisten merawat dan melestarikan nilai-nilai budaya.