JT – Uskup Agung Jakarta Kardinal Mgr. Ignatius Suharyo menyatakan bahwa Paskah 2025 merupakan saat yang tepat untuk menunjukkan kepedulian serta membantu mereka yang lemah dan dilemahkan, sebagai wujud nyata bakti kepada Tuhan.
"Kalau keadaan bangsa itu tidak damai dan tidak sejahtera, baktinya kepada Allah itu bisa diragukan. Karena bakti yang sejati hanya bisa dilihat dari indikatornya," kata Suharyo usai memimpin Misa Pontifikal Minggu Paskah di Jakarta, Minggu (20/4).
Baca juga : Menkominfo Jelaskan Strategi Digitalisasi Siaran Radio
Ia menekankan bahwa manusia Paskah adalah mereka yang membiarkan Kristus bangkit dalam dirinya, dengan meneladani Yesus yang "berjalan, berkeliling, dan berbuat baik." Salah satu bentuk nyata dari perbuatan baik itu adalah menjadi penabur harapan di tengah masyarakat.
Suharyo menjelaskan bahwa dalam rangka menyambut Tahun Yubileum 2025, Gereja Katolik, khususnya Keuskupan Agung Jakarta, mengangkat tema Peziarah Pengharapan. Umat Katolik pun dituntut untuk menjadi pembawa harapan, tidak hanya diminta secara sukarela.
Sebagai contoh, ia menceritakan pengalaman seorang ibu dari Kalimantan yang datang ke Jakarta untuk mengobati anaknya yang menderita kanker. Gereja menyediakan rumah teduh sebagai tempat tinggal sementara selama masa pengobatan.
Baca juga : 22 TPS Khusus Disiapkan di Lokasi Pengungsian Erupsi Gunung Lewotobi
"Banyak teman-teman lintas agama juga melakukan hal serupa. Ini adalah tanda pengharapan," ujar Suharyo.
Ia menambahkan bahwa perbuatan baik tidak harus besar. Hal kecil seperti mematuhi aturan lalu lintas pun dapat menjadi wujud nyata pengharapan karena menciptakan rasa aman bagi sesama pengguna jalan.