JT – Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) mengimbau masyarakat yang tinggal di kaki Gunung Gede untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan menyusul peningkatan aktivitas gempa vulkanik dan tektonik dalam gunung tersebut.
Humas Balai Besar TNGGP, Agus Deni, Kamis, mengatakan bahwa sejak 1 April 2025, aktivitas Gunung Gede meningkat. Berdasarkan data Badan Geologi, hingga Kamis telah terjadi 47 gempa vulkanik dalam, satu gempa tektonik lokal, dan satu gempa tektonik jauh.
Baca juga : Pemkab Bekasi Apresiasi Keberhasilan Produk Baja Lokal Menembus Pasar Ekspor
"Status atau tingkat aktivitas masih dalam kategori normal, namun masyarakat diminta tetap waspada dan tidak mendekati kawah Gunung Gede," ujarnya.
Gunung Gede berpotensi mengeluarkan gas gunung api yang berbahaya, terutama dalam radius 600 meter dari Kawah Wadon. Durasi gempa yang terjadi bervariasi antara 4 hingga 17 detik.
Untuk mengantisipasi potensi bahaya, pihaknya memperpanjang penutupan jalur pendakian Gunung Gede-Pangrango hingga 7 April. Sebelumnya, pendakian sudah ditutup selama tiga bulan untuk pemulihan ekosistem.
Baca juga : H-3 Lebaran, Arus Mudik di Jalur Nagreg Mulai Meningkat
"Gunung Gede statusnya masih aktif, sehingga kami meminta masyarakat tetap waspada. Kami terus berkoordinasi dengan BMKG," kata Agus.
Berdasarkan siaran pers Badan Geologi, aktivitas gempa vulkanik Gunung Gede meningkat signifikan pada Selasa (1/4), dengan 21 kejadian dalam enam jam sejak pukul 00.00 hingga 06.00 WIB. Normalnya, aktivitas gempa vulkanik hanya terjadi 0–1 kali dalam sehari.
Bagikan
