JT – Pemerintah Indonesia terus berupaya memperluas jaringan distribusi film Indonesia di pasar internasional, salah satunya melalui ajang Hong Kong International Film & TV Market (FILMART) 2025. Dalam pertemuan-pertemuan di acara ini, Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon berusaha menjalin kerja sama produksi film lintas negara dan memperkuat posisi Indonesia dalam industri film Asia.
"Sebagai negara dengan ekosistem film yang semakin berkembang dan produksi film yang kian meningkat, Indonesia memiliki peluang besar untuk membangun kolaborasi yang lebih strategis dengan jaringan perfilman internasional," ujar Fadli, seperti dikutip dalam siaran pers kementerian, Rabu.
Baca juga : Said Abdullah Terpilih Kembali sebagai Ketua Badan Anggaran DPR RI
Fadli menekankan pentingnya solidaritas di kalangan pelaku industri film Asia, terutama dalam diskusi Asian Film Alliance Network (AFAN). Diskusi ini dihadiri oleh perwakilan lembaga perfilman dari Korea Selatan, Filipina, Taiwan, Thailand, dan Malaysia.
Ia menyampaikan perlunya pembentukan blok industri film Asia yang dapat memperkuat daya tawar film Asia di pasar global. Selain itu, blok ini akan memastikan film-film Asia mendapat ruang lebih besar dalam festival dan penghargaan internasional.
Thailand dan Korea Selatan menunjukkan minat untuk memperluas kerja sama perfilman dengan Indonesia. Thailand bahkan telah mengalokasikan dana 6 juta dolar AS untuk produksi film bersama negara-negara mitra. Sementara Korea Selatan melihat Indonesia sebagai salah satu pasar film terbesar di Asia.
Baca juga : BMKG: Waspada Potensi Hujan Lebat dan Angin Kencang di Beberapa Daerah
Dalam kesempatan ini, Fadli juga berdiskusi dengan Direktur Red Sea Souk Holly Daniel tentang pentingnya kerja sama bilateral Indonesia dengan Arab Saudi. Red Sea Souk akan memfokuskan Asia sebagai pasar utama pada periode 2025-2026, membuka peluang besar bagi film-film Indonesia untuk memasuki pasar film Timur Tengah.
Fadli juga menyoroti potensi besar film horor Indonesia untuk menarik perhatian pasar Arab Saudi, yang semakin terbuka terhadap film-film baru. Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar, Indonesia memiliki narasi kolektif yang bisa resonan dengan penonton Arab Saudi.