JT - Bulan Ramadhan bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga tentang menjaga adab dan kualitas diri, demikian disampaikan guru besar dari Universitas Islam Negeri (UIN) Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda, Kalimantan Timur Prof Bambang Iswanto dalam kuliah tujuh menit (kultum) usai shalat subuh berjamaah di Samarinda, Jumat.
Prof Bambang menjelaskan, adab dalam berpuasa, seperti yang tertuang dalam risalah Imam Al-Ghazali, mencakup berbagai aspek, mulai dari pemilihan makanan hingga pengendalian diri. Salah satu poin penting yaitu anjuran untuk mengonsumsi makanan bergizi saat sahur dan berbuka.
Baca juga : Lupa Makan Saat Puasa, Harus Lanjut atau Batal?
"Makanan bergizi tidak hanya penting untuk kesehatan fisik, tetapi juga untuk menjaga kejernihan akal dan pikiran," ujarnya.
Ia menekankan bahwa konsep ini sejalan dengan program pemerintah, baik di tingkat nasional maupun daerah, yang berfokus pada peningkatan gizi masyarakat.
Prof Bambang juga menyoroti pentingnya konsep "halalan thayyiban," yang tidak hanya berarti makanan halal secara hukum, tetapi juga bergizi dan tidak membahayakan. "Makanan yang kita konsumsi harus memberikan nilai positif bagi tubuh dan pikiran," katanya.
Baca juga : Kemenag Luncurkan Program Tadarus Al Quran Isyarat Saat Ramadhan
Dalam konteks puasa, Prof Bambang mengingatkan agar umat Islam tidak berlebihan dalam mengonsumsi makanan saat berbuka.
"Hindari makanan yang terlalu berminyak atau berkolesterol tinggi, karena justru dapat menimbulkan penyakit," tegasnya.