JT - Baku tembak antara pasukan keamanan dan kelompok militan terjadi pada Selasa (11/3) di Pakistan barat daya setelah kelompok tersebut menyerang rangkaian kereta dan menyandera para penumpangnya.
Kelompok separatis Tentara Pembebasan Balochistan (BLA) mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut dan mengklaim telah menyandera hingga 214 penumpang. Mereka menyatakan siap menukar para sandera dengan "aktivis politik Baloch yang hilang dan anggota BLA yang dipenjara."
Baca juga : PBB: Warga Gaza Ingin Bekerja, Bukan Bergantung pada Bantuan Kemanusiaan
Sementara itu, pasukan keamanan Pakistan melaporkan telah berhasil membebaskan 104 sandera, termasuk wanita dan anak-anak, dan masih berupaya menyelamatkan penumpang lainnya yang masih dalam penyanderaan.
Sejumlah 16 terduga militan dilaporkan tewas dalam baku tembak, sementara lainnya mengalami luka-luka. Laporan yang belum terkonfirmasi menyebut bahwa sedikitnya 10 penumpang, termasuk masinis kereta, tewas dalam insiden ini.
Serangan ini terjadi di daerah perbukitan Distrik Bolan, Provinsi Balochistan, ketika para militan meledakkan bom di rel kereta dan menembaki rangkaian Jaffar Express, yang tengah melakukan perjalanan dari Quetta ke Peshawar.
Baca juga : PBB: Afghanistan Masih Hadapi Kebutuhan Kemanusiaan yang Tinggi
Juru bicara otoritas daerah Balochistan, Shahid Rind, menyatakan bahwa pasukan tambahan telah dikerahkan ke lokasi kejadian, sementara pasukan keamanan terus berupaya menghadapi kelompok bersenjata tersebut.
Muhammad Kashif, seorang pejabat perkeretaapian, mengungkapkan bahwa rangkaian Jaffar Express terdiri dari sembilan gerbong dan mengangkut sekitar 500 penumpang saat serangan terjadi.