JT – Penggunaan headphone nirkabel yang semakin populer memunculkan kekhawatiran mengenai paparan radiasi frekuensi radio (RF) terhadap kesehatan. Beberapa ahli menyarankan agar masyarakat lebih bijak dalam menggunakannya guna meminimalkan risiko potensial.
Menurut Jonathan Rasouli, MD, ahli bedah saraf di Rumah Sakit Universitas Northwell Staten Island, headphone nirkabel menggunakan radiasi RF non-pengion berdaya rendah, jenis radiasi yang sama dengan yang dipancarkan oleh ponsel dan router Wi-Fi.
Baca juga : Pengamat Ingatkan Risiko Keamanan Data Pribadi di Aplikasi SatuSehat Mobile
Sementara itu, Janna Andrews, MD, ketua kedokteran radiasi di Rumah Sakit Northwell Phelps, menjelaskan bahwa meskipun radiasi non-pengion frekuensi rendah telah lama dianggap lebih aman dibandingkan radiasi pengion seperti sinar-X dan sinar gamma, beberapa penelitian menunjukkan bahwa paparan jangka panjang tetap berpotensi menimbulkan dampak kesehatan.
Pada tahun 2015, sekelompok ilmuwan internasional menandatangani petisi yang menyatakan "kekhawatiran serius" terkait radiasi frekuensi radio (RFR) dari perangkat nirkabel, termasuk headphone Bluetooth. Mereka menyoroti potensi kaitannya dengan kanker dan gangguan kesehatan lainnya.
Environmental Health Trust mengklasifikasikan radiasi RF sebagai Karsinogen Manusia Kelas 2B, yang berarti dapat berpotensi menyebabkan kanker.
Baca juga : Jadi sponsor SEA Games ke-32, TikTok hadirkan rangkaian aktivitas
Selain itu, studi meta-analisis menunjukkan adanya kemungkinan hubungan antara penggunaan ponsel jangka panjang dengan risiko tumor otak, meskipun masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan hal tersebut.
Selain kanker, paparan radiasi RF juga dikaitkan dengan gangguan kesuburan dan kesehatan reproduksi. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Reproductive Biology and Endocrinology pada Desember 2018 menemukan bahwa medan elektromagnetik (EMF) frekuensi radio dapat memengaruhi kualitas sperma, mengganggu metabolisme sel, serta menyebabkan stres oksidatif yang berpotensi memicu infertilitas.