JT – Para pelaku bisnis di Jepang semakin mengandalkan robot pelayan untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja akibat penuaan populasi. Firma riset Fuji Keizai memproyeksikan pasar robot pelayan di Jepang akan meningkat hampir tiga kali lipat menjadi 400 miliar yen (sekitar Rp44,2 triliun) pada 2030.
Menurut laporan Bloomberg yang dikutip TechCrunch pada Minggu (9/3), faktor utama yang mendorong lonjakan penggunaan robot adalah berkurangnya jumlah tenaga kerja.
Baca juga : WhatsApp Tembus 3 Miliar Pengguna, Jadi Andalan Meta dalam Strategi AI Global
Sebuah lembaga yang didukung pemerintah memperkirakan hampir 40 persen penduduk Jepang akan berusia 65 tahun atau lebih pada 2065, sementara Recruit Works Institute memprediksi Jepang akan kekurangan hingga 11 juta tenaga kerja pada 2040.
Salah satu contoh penerapan teknologi ini terlihat pada jaringan restoran Skylark, yang telah mengoperasikan sekitar 3.000 robot bertelinga kucing untuk mengantarkan makanan ke meja pelanggan. Yasuko Tagawa, seorang pegawai berusia 71 tahun di restoran Skylark di Tokyo, mengakui bahwa separuh dari pekerjaannya kini terbantu oleh robot.
"Terima kasih atas kerja kerasnya. Saya akan mengandalkanmu," ujar Tagawa kepada salah satu robot pelayan.
Baca juga : Kemkomdigi Imbau Masyarakat Agar Tak Terkecoh Judi Berbalut Konten Viral
Tak hanya di sektor bisnis, robot juga mulai diadaptasi untuk kebutuhan rumah tangga, seperti membawa piring ke meja makan atau mengambil buku berdasarkan perintah suara.
Perkembangan ini menunjukkan bahwa Jepang semakin mengoptimalkan teknologi untuk menghadapi tantangan demografi dan mempertahankan produktivitas ekonomi di masa depan. * * *