JT – Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) menyusul meninggalnya seorang pelajar sekolah dasar (SD) di Desa Ketanon, Kecamatan Kedungwaru, akibat dengue shock syndrome (DSS) yang dipicu demam berdarah dengue (DBD).
Koordinator Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis (P2PTVZ) Dinkes Tulungagung, Nurul Kusumaningrum, menjelaskan bahwa PE dilakukan untuk menelusuri penyebaran penyakit serta faktor risiko di lingkungan tempat tinggal dan sekolah korban.
Baca juga : Pemkot Bandarlampung Siap Laksanakan Program Sarapan Bergizi
"Penyelidikan dilakukan di tiga lokasi, yaitu rumah sakit tempat korban dirawat, rumah korban, dan sekolahnya," kata Nurul, Kamis (20/2).
Berdasarkan hasil PE, korban mengalami demam sejak Senin (10/2) dan hanya dirawat di rumah karena dianggap sakit biasa. Kondisinya memburuk hingga akhirnya dibawa ke rumah sakit swasta pada Senin (17/2) dan didiagnosis DBD. Korban meninggal dunia akibat DSS yang menyebabkan pecahnya pembuluh darah.
Dinkes juga melakukan pemeriksaan vektor nyamuk Aedes aegypti dalam radius 100 meter dari rumah dan sekolah korban. Hasilnya, ditemukan jentik nyamuk di beberapa lokasi, termasuk kamar mandi rumah dan pekarangan sekitar.
Baca juga : Polda Jateng Selidiki Kecelakaan Maut Truk Pasir Tewaskan 11 Orang
"Setelah menemukan vektor penyebab DBD, kami langsung melakukan pengendalian dengan pemberian abate serta menjadwalkan fogging di lingkungan rumah dan sekolah korban," jelas Nurul.
Dinkes mencatat 54 kasus DBD di Tulungagung selama Februari 2025, dengan satu kasus kematian.