JT - Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) sedang mengkaji manfaat dan potensi ancaman yang dapat dihadirkan oleh model kecerdasan artifisial (Artificial Intelligence/AI) buatan DeepSeek, perusahaan perangkat lunak AI dari China.
"Jadi, kami sebagai kementerian ini memang akan nanti ke depan mencoba lebih hati-hati lagi, atau juga mencoba lebih mempelajari lagi apa yang harus kami lakukan terhadap DeepSeek ini," kata Pelaksana Tugas Kepala Pusat Kebijakan Strategis Kemkomdigi Oki Suryowahono di Jakarta Pusat pada Selasa.
Baca juga : Huawei Mate XT Ultimate: Ponsel Lipat Tiga Pertama di Dunia Siap Diluncurkan Global
"Apakah memang benar menjadi suatu ancaman seperti itu, atau mungkin sebenarnya kita enggak tahu ada masalah apa antara DeepSeek ini dengan kompetitor-kompetitornya," kata dia menanggapi keputusan sejumlah negara untuk membatasi atau menutup akses ke aplikasi DeepSeek dengan alasan perlindungan data pengguna.
Oki menyatakan bahwa pemerintah akan berhati-hati dalam merespons maraknya penggunaan model AI DeepSeek.
Kemkomdigi, menurut dia, tidak akan mengeluarkan kebijakan tanpa terlebih dulu mengkaji manfaat dan potensi ancaman dari pemanfaatan model kecerdasan buatan tersebut bagi pengguna.
Baca juga : SpaceX Tingkatkan Frekuensi Uji Penerbangan Roket Sepanjang 2024
"Pasti kita harus hati-hati, jangan sampai kita juga terlalu gegabah gitu ya, tiba-tiba memblokir DeepSeek. Mungkin ada banyak juga orang yang terbantu dengan DeepSeek," katanya.
Aplikasi DeepSeek merupakan chatbot yang didukung oleh model V3 buatan China. DeepSeek menyediakan layanan sebagaimana yang dihadirkan oleh ChatGPT dari OpenAI.