JT – Memulai tahun baru dengan tekad hidup lebih sehat adalah langkah positif. Namun, obsesi terhadap makanan sehat dapat memicu gangguan makan yang dikenal sebagai orthorexia nervosa, yang berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental.
Menurut laporan Medical Daily (31/12), orthorexia nervosa ditandai dengan kecemasan berlebih terhadap makanan yang dianggap tidak sehat, hingga menghindari komponen penting seperti karbohidrat, protein, atau vitamin.
Baca juga : Tips untuk Orang Tua Mengatasi Anak yang "Picky Eater"
Penerapan pendekatan ini membahayakan tubuh, karena kekurangan nutrisi dapat menyebabkan gejala seperti rambut rontok, kuku rapuh, terlambat menstruasi, dan kelelahan terus-menerus.
Jika tidak diatasi, gangguan ini dapat berkembang menjadi kondisi serius seperti anoreksia atau bulimia.
Studi yang diterbitkan di Eating and Weight Disorders menunjukkan bahwa 35% model fesyen dan 20% kelompok kontrol menunjukkan gejala orthorexia nervosa. Bahkan, 88,7% model memiliki indeks massa tubuh di bawah ambang batas berat badan kurang, menunjukkan risiko kesehatan yang signifikan.
Baca juga : Mudik Pakai Mobil listrik? Ini Hal yang Perlu Diketahui
Dr. Nikolett Bogár dari Semmelweis University, Hungaria, merekomendasikan pola diet jangka panjang yang seimbang tanpa mengkategorikan makanan sebagai "baik" atau "buruk."
"Menikmati cokelat atau camilan favorit sesekali seharusnya tidak menimbulkan rasa bersalah. Diet yang seimbang jauh lebih efektif dibandingkan pola makan 'ultra bersih' di awal tahun," ujar Dr. Bogár.