JT – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta semakin gencar mengedukasi warga untuk berhenti melakukan buang air besar sembarangan (BABS) dengan tujuan mencapai target bebas BABS 100 persen di seluruh wilayah DKI pada 2025. Plt. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Maryati Kasiman, menjelaskan bahwa kampanye ini dilakukan melalui berbagai media, termasuk leaflet dan video, untuk menyebarkan kesadaran tentang pentingnya sanitasi yang aman.
"Kami berupaya agar tidak ada lagi masyarakat yang melakukan BABS di DKI. Edukasi ini dilakukan melalui media dan juga penyuluhan langsung," ujar Maryati saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.
Baca juga : BPBD DKI Menangani Genangan di Tiga RT
Maryati menambahkan, untuk mencapai target tersebut, kolaborasi lintas sektor sangat penting. Program ini melibatkan sejumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait dan lembaga lainnya guna menyediakan infrastruktur sanitasi yang memadai. Kolaborasi tersebut meliputi pembangunan fasilitas pengolahan limbah domestik hingga revitalisasi fasilitas mandi cuci kakus (MCK) di wilayah yang masih mengalami kekurangan akses sanitasi.
Pemprov DKI Jakarta juga bekerja sama dengan United States Agency for International Development (USAID) melalui proyek IUWASH Tangguh yang bertujuan meningkatkan akses air minum dan sanitasi aman serta perilaku higienis di perkotaan. “Kerja sama dengan USAID ini mencakup strategi komunikasi untuk mengubah perilaku masyarakat terkait sanitasi yang aman,” tambah Maryati.
Berdasarkan data triwulan III 2024, tercatat sekitar 1.610 rumah tangga di DKI Jakarta masih belum memiliki jamban pribadi dan melakukan BABS. Maryati menyebutkan wilayah Jakarta Utara memiliki jumlah rumah tangga tanpa jamban tertinggi, mencapai 822 rumah tangga.
Baca juga : Satgas Temukan Ratusan Platform Pinjaman Online Ilegal: Masyarakat Harus Waspada
Perilaku BABS, yaitu membuang kotoran langsung ke saluran air tanpa pengelolaan yang aman, dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan risiko penyakit infeksi. Dalam kesempatan terpisah, Pejabat Bidang Pengelolaan Air Limbah Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta mengatakan bahwa penggunaan tangki septik komunal dapat menjadi solusi untuk mengatasi aktivitas BABS, terutama di daerah padat penduduk yang berkontribusi terhadap pencemaran sungai dan kali.