JT – Mata uang rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Kamis (24/10), tertekan oleh kekhawatiran investor menjelang Pemilihan Presiden AS 2024. Pelemahan ini terjadi di tengah ketidakpastian pasar global terkait kebijakan ekonomi yang mungkin diterapkan oleh kedua kandidat presiden AS, Donald Trump dan Kamala Harris.
Analis mata uang Lukman Leong menjelaskan bahwa sentimen negatif terhadap rupiah ini semakin meningkat karena polling terbaru menunjukkan Donald Trump semakin mendekati angka dukungan yang diperoleh oleh Kamala Harris. "Rupiah diperkirakan akan kembali melemah terhadap dolar AS yang menguat karena kekhawatiran investor menjelang Pilpres AS 2024," ujar Lukman saat diwawancarai di Jakarta, Kamis.
Baca juga : Bank BCA Terima Penghargaan sebagai Bank Terbaik dalam Penyaluran Kredit UMKM
Berdasarkan survei yang dirilis oleh ABC News dan 538 pada Selasa (22/10), Kamala Harris masih unggul dengan 48,2 persen suara, namun Donald Trump terus mengejar dengan perolehan 46,4 persen suara. Investor khawatir jika Trump kembali terpilih, kebijakan pajak dan tarif yang lebih agresif akan diberlakukan, yang diperkirakan dapat memicu inflasi di AS. Hal ini, menurut Lukman, dapat mempersulit Federal Reserve (The Fed) untuk menurunkan suku bunga.
“Jika Trump menang, inflasi di AS kemungkinan akan meningkat, dan ini akan membuat The Fed semakin kesulitan menurunkan suku bunga,” jelas Lukman.
Di sisi lain, ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter The Fed juga turut memengaruhi nilai tukar rupiah. Survei terbaru menunjukkan kemungkinan pemangkasan suku bunga yang lebih rendah dari perkiraan sebelumnya, hanya mencapai 50 basis poin (bps) pada tahun ini, dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya yang mencapai 70 bps.
Baca juga : Rupiah Turun Setelah Neraca Perdagangan RI Catat Surplus Terendah
"Range (nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada hari ini) berada di kisaran Rp15.600 hingga Rp15.700 per dolar AS," tambah Lukman.
Pada pembukaan pasar Kamis pagi, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang diperdagangkan antarbank di Jakarta melemah sebesar 14 poin atau 0,09 persen, menjadi Rp15.640 per dolar AS, turun dari posisi sebelumnya di Rp15.627 per dolar AS.