JT – Istilah "toxic" kini kerap digunakan untuk menggambarkan lingkungan kerja yang tidak sehat dan dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang. Di kalangan pekerja, istilah ini menjadi populer untuk merujuk pada hubungan yang tidak harmonis di lingkungan kerja, baik antar sesama karyawan maupun antara karyawan dengan atasan.
Lingkungan kerja yang tidak mendukung, tekanan pekerjaan yang berat, dan hubungan yang buruk di tempat kerja dapat menyebabkan pekerja mengalami gangguan kesehatan mental, seperti kecemasan, kepanikan, hingga depresi. Kondisi mental yang terganggu ini berpotensi menurunkan produktivitas pekerja dan mempengaruhi kinerja perusahaan.
Baca juga : Miley Cyrus Menangis Haru Saat Dinobatkan Sebagai Legenda Disney di D23
Urgensi untuk memperhatikan kesehatan mental pekerja menjadi tema peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia 2024, yang diperingati setiap 10 Oktober. Tema "It is Time to Prioritize Mental Health in the Workplace" (Saatnya Memprioritaskan Kesehatan Jiwa di Tempat Kerja) mengangkat pentingnya kesehatan mental dalam lingkungan kerja, serta menyoroti isu-isu terkait seperti stigma, diskriminasi, dan pelecehan di tempat kerja.
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2019, sekitar 15 persen orang dewasa usia kerja di dunia mengalami gangguan mental. Pada tahun 2022, WHO merilis data baru yang menunjukkan bahwa satu dari delapan orang di dunia mengalami masalah kesehatan mental. Dari total penderita gangguan mental, sebanyak 15 persen berada pada kelompok usia kerja, yang memiliki dampak besar pada perekonomian global dengan kerugian mencapai 1 triliun dolar AS akibat penurunan produktivitas.
Laporan WHO saat pandemi COVID-19 juga menunjukkan peningkatan signifikan dalam kasus kecemasan dan depresi global, dengan prevalensi gangguan mental meningkat sebesar 25 persen pada tahun pertama pandemi. Kondisi ini menyoroti pentingnya layanan kesehatan mental, yang sayangnya masih menghadapi kesenjangan besar dalam penyediaan layanan yang memadai di banyak negara.
Baca juga : Mencuci Buah Tidak Selalu Menjamin Pengurangan Pestisida
Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, menekankan pentingnya mendukung kesehatan mental masyarakat sebagai bagian dari tanggung jawab global, terutama dalam konteks pandemi yang mengungkap berbagai kekurangan dalam sistem kesehatan mental.
Kesehatan Mental dan Bonus Demografi di Indonesia