JAKARTATERKINI. ID - Museum Nasional Indonesia (MNI) mengadakan kegiatan budaya "ruwatan" sebagai bagian dari upaya pelestarian aspek-aspek budaya dalam pemulihan MNI setelah mengalami kebakaran pada 16 September lalu.
"Ruwatan menjadi langkah penting dalam menyambut setiap elemen koleksi dengan penuh penghormatan, bukan hanya sebagai upaya untuk berkumpul dan berdoa bersama, tetapi juga sebagai tindakan konkret dalam merawat dan menghargai nilai budaya dan historis yang terkandung dalam setiap koleksi," ungkap Plt Ketua Museum dan Cagar Budaya Ahmad Mahendra melalui rilis pers pada Jumat.
Baca juga : DPRD DKI Jakarta Minta Satgas Bertindak Cepat Berantas Judi Online
Kegiatan yang diadakan pada 12 Desember 2023, yang juga dihadiri oleh Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Hilmar Farid, diharapkan dapat menjadi momen penting untuk memperkuat kolaborasi antarpihak dalam mendukung pemulihan MNI pasca kebakaran.
Makna dari ruwatan adalah meminta dengan sepenuh hati agar orang (dalam hal ini MNI) yang diruwat dapat terbebas dari petaka dan memperoleh keselamatan. Oleh karena itu, upacara ruwatan dilakukan untuk melindungi museum yang dikenal sebagai Museum Gajah itu dari segala jenis bahaya.
Selain ruwatan, pagelaran wayang juga diselenggarakan di area Museum Nasional Indonesia, membawakan kisah tentang makna dalam kehidupan.
Baca juga : 1.177 penumpang berangkat dari Tanjung Priok pada H+7 Lebaran 2023
"Kami menyampaikan ucapan syukur atas keberagaman ini, dan melalui ruwatan, kami merayakan dan menjaga warisan budaya yang dimiliki oleh masyarakat," tambah Ahmad.
Kebakaran MNI, gedung yang terletak di Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat, pada bulan September lalu, diduga berasal dari korsleting arus listrik di bedeng proyek renovasi museum tersebut.