JAKARTATERKINI.ID - Sejumlah warga menggelar tradisi nyekar dengan membersihkan nisan dan menaburkan bunga di Pemakaman Gereja Tugu yang terletak di Kelurahan Sempet Barat, Cilincing, Jakarta Utara.
Tradisi ini dilakukan secara rutin menjelang perayaan Natal, di mana pada malam harinya para kerabat biasanya datang membawa lilin sebagai penghormatan kepada leluhur yang terhubung secara garis keturunan.
Baca juga : Aspirasi Relawan Kita: Mewujudkan Jakarta yang Lebih Humanis
"Sekarang dibersihkan karena nanti malam ada tabur bunga dan menyalakan lilin," kata Flora, seorang peziarah, saat diwawancara di Pemakaman Gereja Tugu, Jakarta Utara, Minggu.
Flora datang ke sana bersama anak laki-lakinya, bolak-balik mengangkut air dari bak yang hanya lima langkah dari makam keluarganya. Dia membersihkan nisan dan keramik makam yang penuh debu dan lumut dengan tangan agar kembali bersih dan mengkilap. Setelah itu, air yang ada dalam ember disiramkan ke makam.
Pemakaman Gereja Tugu merupakan tempat peristirahatan terakhir bagi orang-orang keturunan Portugis yang masih tinggal di Kampung Tugu, Kelurahan Semper Barat, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara.
Baca juga : Peringati Hari Pahlawan, LAZ Al-Kahfi Peduli Berikan Bantuan kepada Veteran dan Penghafal Al-Qur'an
Kawasan ini ditumbuhi oleh pepohonan besar berdaun lebar yang menciptakan suasana teduh. Pendeta Eddy Rudolf Rade menjelaskan bahwa dalam perayaan Natal, ada dua kegiatan yang saling berkaitan, yaitu ibadah dan tradisi nyekar.
Tradisi ini dilakukan oleh warga Kampung Tugu. Setiap malam Natal, sejak sore mendekati remang-remang, mereka membawa lilin dan meletakkannya di atas makam sambil menaburkan bunga.
Bagikan
