JT – Wanoja Coffee, sebuah perusahaan kopi specialty yang berbasis di Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, mempekerjakan ibu-ibu di sekitar fasilitas produksinya dalam pemrosesan biji kopi, termasuk proses penyortiran secara manual. Pekerjaan ini merupakan bagian penting dari pengolahan kopi yang bertujuan menjaga kualitas produk.
“Proses hand pick atau penyortiran manual sangat penting bagi kami, karena berpengaruh langsung pada kualitas produk. Jika tidak disortir dengan benar, biji kopi yang lolos bisa saja tidak memenuhi standar produk specialty kami,” ujar Satrea Amambi, pemilik Wanoja Coffee, Kamis (3/10).
Baca juga : Psikolog Anjurkan Orang Tua Tentukan Batas Waktu Anak Bermain Gawai
Ibu-ibu di sekitar kebun kopi Wanoja dilibatkan dalam penyortiran biji kopi berdasarkan ukuran dan kualitas. Pekerjaan ini menjadi bagian dari proses quality control sebelum kopi didistribusikan ke pasar.Menurut Satrea, Wanoja Coffee telah melibatkan ibu-ibu di sekitar kebun kopi sejak lama, termasuk selama masa panen yang berlangsung antara tiga hingga empat bulan. Proses penyortiran dilakukan dengan memilih biji kopi berdasarkan ukuran serta kepadatan (density) dan ukuran grinder.
“Setelah disortir, biji kopi masuk ke proses kontrol kualitas sebelum siap didistribusikan,” tambahnya.
Sebelum mulai bekerja, para ibu-ibu diberikan pengetahuan tentang cara memilih biji kopi yang sesuai standar. “Kami hanya mengajarkan mana biji kopi yang harus dipisahkan dan mana yang layak diproses lebih lanjut,” ujar Satrea.
Baca juga : Aktris Barbie Hsu Meninggal Dunia di Usia 48 Tahun
Wanoja Coffee membayar pekerja penyortir dengan upah harian yang berkisar antara Rp75.000 hingga Rp115.000 per hari, dengan durasi kerja delapan jam. Tambahan upah akan diberikan jika pekerja harus lembur.
Selain terlibat dalam penyortiran, ibu-ibu juga dilibatkan dalam berbagai tahapan pemrosesan kopi lainnya seperti pemetikan ceri kopi, pencucian, dan penjemuran. Satrea menjelaskan bahwa pekerjaan di kebun kopi, seperti perawatan pohon kopi, juga banyak dibantu oleh ibu-ibu lokal.