JAKARTA TERKINI – Ketua Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Mesir, Faiz Husaini, menyatakan bahwa peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dapat mengoptimalkan rasa nasionalisme sekaligus memperkuat peran kemanusiaan di tingkat global.
“Pentingnya memahami sirah nabawi dalam konteks kekinian sangatlah relevan, terutama saat kita hidup dalam berbagai situasi dan tantangan. Hal ini akan membantu kita untuk bergandengan tangan dan saling menolong dalam melakukan berbagai hal positif demi membangun peradaban yang bermanfaat bagi seluruh umat manusia,” kata Faiz saat acara peringatan Maulid Nabi di Kairo, Minggu (22/9).
Baca juga : Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi Siap Gelar Konferensi Haji 2025 Fokus pada Inovasi dan Keberlanjutan
Acara tersebut digelar oleh PCINU Mesir di Capital Palace, Kairo, dengan dihadiri sekitar seribu Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Mesir. Peringatan ini diawali dengan lantunan shalawat, menurut siaran pers dari NU Mesir yang diterima di Jakarta, Selasa.
Acara tersebut juga dihadiri oleh Abbas Shouman, mantan Deputi Grand Syeikh Al-Azhar yang kini menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Ulama Senior Al-Azhar serta ketua Ikatan Alumni Al-Azhar Dunia, dan Fathi Abdurrahman Hijazi, seorang guru besar di Fakultas Bahasa Arab Al-Azhar yang juga dikenal sebagai ulama sufi.
Dalam sambutannya, Abbas menekankan pentingnya cinta tanah air, hidup berdampingan secara damai, dan saling menghormati, meskipun terdapat perbedaan keyakinan.
Baca juga : 30 Orang Tewas Akibat Serangan Israel di Lebanon
Selain itu, Fadhalan Musyaffa, pemimpin Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan di Semarang, turut memberikan motivasi kepada para WNI agar menyelesaikan studi mereka di Al-Azhar dan kembali ke tanah air untuk berkontribusi dalam pembangunan di berbagai aspek kehidupan yang dibutuhkan masyarakat Indonesia.
Acara ini ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Abdullah Ubab Maimun Zubair, Pengasuh Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang. Dalam doanya, Abdullah berpesan agar para WNI yang kembali ke tanah air dapat memakmurkan masjid-masjid melalui pengajian ala pesantren yang kuat dalam kajian kitab-kitab turats, sehingga kekayaan intelektual Islam tetap terjaga.