JT – Banyak pengemudi yang belum mengetahui aturan penting dalam mengganti ban, yaitu ban baru sebaiknya dipasang di as roda belakang, bukan di depan. Manajer teknis Michelin Inggris, Brian Porteous, menjelaskan dalam wawancaranya dengan majalah Auto Express bahwa aturan ini sering tidak diketahui oleh pengemudi dan bengkel ban.
Menurut Porteous, mengganti ban baru di as roda belakang dan memindahkan ban lama ke depan berkaitan langsung dengan stabilitas kendaraan. Menempatkan ban yang paling sehat di bagian belakang meminimalkan risiko terjadinya selip, terutama di jalan basah. Hal ini dapat menghindari kecelakaan yang fatal akibat kehilangan kendali pada bagian belakang kendaraan yang tidak dapat dikendalikan dengan mudah.
Baca juga : 7 Langkah Mudah untuk Hilangkan Lecet pada Body Kendaraan
“Setelah kendaraan stabil, baru kita bisa fokus pada pengereman dan traksi,” jelas Porteous.
Ia menambahkan bahwa ban yang sudah aus di bagian depan sebenarnya cukup untuk memberikan traksi, dan selip pada bagian depan lebih mudah dikendalikan oleh pengemudi dibandingkan jika terjadi pada bagian belakang.
Porteous juga menjelaskan bahwa aturan ini berlaku untuk semua jenis kendaraan, termasuk penggerak roda depan (FWD), roda belakang (RWD), dan penggerak empat roda (4×4).
Baca juga : Alva Mulai Distribusikan Motor Listrik One XP pada April
“Meskipun karakteristik dan respons kendaraan berbeda-beda, saran untuk mempertahankan cengkeraman terbaik di bagian belakang tetap sama untuk semua jenis kendaraan guna menghindari oversteer dan lift off oversteer,” ungkapnya.
Dalam praktiknya, berbagai konfigurasi ban pada kendaraan dapat memengaruhi penanganan kendaraan secara signifikan. Ban yang lebih lunak di depan dan lebih keras di belakang, misalnya, dapat menyebabkan drifting berkecepatan tinggi yang sulit dikendalikan. * * *