JT – Jumlah pasien di Uganda yang terinfeksi varian baru cacar monyet (monkeypox/mpox) meningkat menjadi 11 kasus, dengan laporan terbaru menyatakan tidak ada kematian akibat infeksi tersebut hingga Sabtu.
Henry Gatyanga Mwebesa, Direktur Jenderal Layanan Kesehatan di Kementerian Kesehatan Uganda, mengonfirmasi bahwa semua pasien terinfeksi oleh strain virus clade 1b, yang dianggap sebagai varian lebih mematikan dan mudah menyebar melalui kontak kulit ke kulit.
Baca juga : Lakukan Blokade Bantuan Kemanusiaan, Indonesia Kecam Israel
Wabah cacar monyet di Uganda pertama kali dilaporkan pada 24 Juli, dengan virus tersebut diduga berasal dari Republik Demokratik Kongo (RD Kongo), negara tetangga Uganda yang saat ini mengalami wabah sejak Januari 2023.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan mpox sebagai darurat kesehatan masyarakat dan menyoroti bahwa meskipun mpox menimbulkan kekhawatiran internasional, penyakit ini "bukan COVID yang baru."
WHO mencatat bahwa saat ini kawasan Afrika mengalami peningkatan kasus dengan 14 negara terdampak, sebagian besar kasus terjadi di RD Kongo yang juga mencatat lebih dari 500 kematian akibat mpox.
Baca juga : Pemerintahan Trump Kurangi 2.000 Pegawai USAID
Mpox menyebabkan gejala mirip flu disertai lesi berisi nanah dan dapat menular melalui kontak fisik dekat serta benda-benda yang terkontaminasi virus seperti tempat tidur, pakaian, dan handuk. Meskipun penyakit ini umumnya ringan, infeksi mpox dapat berakibat fatal.
Vaksin untuk mpox baru-baru ini tiba di RD Kongo dan diharapkan dapat membantu mencegah penyebaran lebih lanjut. * * *