JT – Plt Sekretaris Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), Titi Eko Rahayu, menyoroti rendahnya partisipasi politik perempuan dalam ajang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Menurutnya, hal ini mengecilkan kekuatan perempuan dalam bidang politik dan menjadi keprihatinan mendalam.
"Perempuan yang maju dalam bursa pilkada masih sering dipertanyakan kemampuannya. Stereotip bahwa perempuan tidak pantas memimpin masih banyak ditemui," kata Titi Eko Rahayu dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (13/9/2024).
Baca juga : RS Polri: Lima Jasad Remaja di Kali Bekasi Sudah Teridentifikasi
Titi menjelaskan bahwa dominasi budaya patriarki dalam sistem politik Indonesia turut memperburuk situasi ini. Perempuan masih sering dipandang sebagai sosok lemah dan kurang bermanfaat, padahal kehadiran perempuan di bidang politik sangat penting untuk menghasilkan kebijakan yang berperspektif gender.
Berbagai tantangan yang dihadapi perempuan dalam kontestasi Pilkada, termasuk kekerasan fisik dan psikis, serta belum adanya standar khusus bagi rekrutmen kandidat perempuan, menambah kesulitan mereka dalam maju di dunia politik. Partai politik juga dinilai belum secara aktif mempromosikan kandidat perempuan melalui program afirmatif.
Titi menekankan pentingnya perempuan calon kepala daerah (cakada) memiliki pemahaman tentang isu gender dalam kampanye mereka, serta harus memahami isu-isu lokal dan tugas kepala daerah.
Baca juga : Presiden Pastikan Tidak Ada Bansos untuk Korban Judi Online
"Perempuan perlu didukung agar bisa lebih percaya diri dan berani berkiprah di dunia politik," tambahnya. * * *