JT – Menurut David Heber, Chairman Scientific & Medical Advisory Board di Global Consumer Safety Herbalife, protein memainkan peran krusial dalam menjaga kesehatan tubuh seiring penuaan. Heber menjelaskan bahwa protein tidak hanya membentuk struktur tubuh yang penting seperti otot, organ, kulit, dan rambut, tetapi juga berfungsi dalam produksi hormon, enzim, dan protein tubuh khusus lainnya.
"Protein membangun atau memelihara massa otot ketika dikombinasikan dengan latihan resistensi," kata Heber dalam siaran pers. Tanpa cukup protein, tubuh tidak dapat memperbaiki keausan sehari-hari pada jaringan otot dan mungkin mulai merusak jaringan tubuh untuk mendapatkan asam amino yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang teratur.
Baca juga : Tanda-Tanda Tubuh Mengonsumsi Terlalu Banyak Karbohidrat
Seiring bertambahnya usia, tubuh cenderung mengalami penurunan massa dan fungsi otot, sebuah proses yang dikenal sebagai sarkopenia. Dimulai pada usia 40-an, sarkopenia dapat mengakibatkan penurunan massa otot sebesar tiga hingga delapan persen per dekade. Menurut penelitian yang dipublikasikan di jurnal Acta Medica Indonesiana pada tahun 2023, satu dari lima lansia di Indonesia diprediksi menderita sarkopenia.
Namun, Heber menekankan bahwa penyesuaian pada pola makan dan gaya hidup, termasuk latihan ketahanan yang cukup, dapat membantu mencapai sintesis protein otot (MPS) yang optimal.
"Proses ini memungkinkan tubuh memanfaatkan protein yang kita konsumsi untuk membentuk protein otot, sehingga kita dapat menjalani hidup yang lebih sehat dan bahagia seiring bertambahnya usia," terangnya.
Baca juga : Tips Pengecekan Ban Mobil Setelah Menempuh Perjalanan Jauh
Protein terdiri dari unit-unit kecil yang disebut asam amino, dan tidak semua sumber protein mengandung semua komponen asam amino esensial. Oleh karena itu, Heber menyarankan untuk memilih sumber protein yang lengkap, seperti produk hewani dan kedelai, agar tubuh dapat berfungsi dengan baik.
Untuk mengoptimalkan asupan protein, Heber merekomendasikan pengurangan konsumsi karbohidrat olahan dan makanan manis, serta menggantinya dengan makanan berprotein tinggi yang rendah kalori. Contoh makanan tersebut termasuk telur, almond, dada ayam, ikan, yogurt, dan keju, serta sumber protein nabati seperti tahu dan tempe.