JT - Dokter bedah kini semakin menggunakan metode awake brain surgery atau pembedahan otak saat pasien dalam keadaan sadar untuk menangani berbagai kondisi otak, termasuk tumor otak. Metode ini, seperti dijelaskan oleh Hindustan Times pada Senin, memungkinkan ahli bedah saraf memantau dan melindungi fungsi vital otak, terutama yang terkait dengan bicara, gerakan, dan sensasi, selama prosedur operasi.

Konsultan bedah syaraf dari Wockhardt Hospitals Mumbai Central, Dr. Manish Baldia, menyatakan bahwa prosedur ini penting untuk memastikan bahwa area-area otak yang kritis tetap berfungsi dengan baik selama operasi.

"Dokter memeriksa perbaikan gejala dan mengonfirmasi dengan pasien selama operasi DBS (Deep Brain Stimulation)," ujarnya.

Selama operasi otak ini, pasien diminta untuk melakukan tugas tertentu seperti berbicara, menggerakkan anggota tubuh, atau mengidentifikasi objek. Hal ini membantu dokter bedah mengidentifikasi dan menghindari area-area penting di otak yang dapat mempengaruhi fungsi penting setelah operasi.

Metode ini juga bertujuan untuk meningkatkan keamanan dengan meminimalkan risiko defisit pasca-operasi. Dalam prosedur DBS, pasien seringkali diminta untuk berpartisipasi aktif sehingga tim bedah dapat langsung menilai efek stimulasi terhadap gejala yang mereka alami.

Pembedahan otak saat pasien sadar biasanya direkomendasikan untuk mereka yang menderita penyakit Parkinson, tremor, distonia, tumor otak, atau epilepsi yang berada dekat dengan area yang mengendalikan fungsi penting seperti bicara atau gerakan. Dokter dapat menavigasi area sensitif ini dengan lebih tepat ketika prosedur dilakukan dalam keadaan pasien terjaga.

Selama prosedur, pasien akan diberikan anestesi lokal untuk membuat kulit kepala mati rasa dan obat-obatan untuk membantu mereka rileks. Setelah itu, dokter bedah membuat sayatan di kulit kepala dan mengangkat bagian tengkorak untuk mengakses otak.