JT - Psikolog Klinis dari Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur Surabaya, Ella Titis Wahyuniansari, menilai bahwa perhatian Pemerintah terhadap kesehatan mental dan inklusivitas semakin meningkat.
"Kalau berhubungan dengan kesehatan mental, sejauh yang saya amati, Pemerintah sudah sangat berusaha untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam mendapatkan kesehatan fisik dan mental," ujar Ella saat dihubungi di Jakarta, Jumat.
Baca juga : Pentingnya Membatasi Konsumsi Kafein Demi Tidur Berkualitas
Ella menyampaikan pendapatnya menanggapi pidato Ketua DPR RI, Puan Maharani, yang menekankan bahwa pembangunan inklusif memberikan kesempatan bagi seluruh lapisan masyarakat untuk berpartisipasi dan menikmati hasil-hasil pembangunan.
"Di puskesmas-puskesmas sekarang sudah ada psikolog klinis yang praktik, jadi Pemerintah sudah mulai memberikan layanannya. Namun, masih banyak keluhan dari masyarakat, terutama di daerah-daerah terpencil, yang harus menempuh jarak jauh untuk mengakses layanan psikolog," katanya.
Ella juga mencatat tantangan dalam kesehatan mental terkait dengan perubahan pola pikir masyarakat yang sering kali lebih memilih mencari bantuan dari tokoh agama atau dukun dibandingkan psikolog atau psikiater saat menghadapi gangguan jiwa.
Baca juga : "Self-discovery": Langkah Menuju Karier Lebih Cemerlang
"Jadi mereka untuk masalah kesehatan mental lebih percaya pada kyai, dukun, atau pondok-pondok, karena merasa malu pergi ke rumah sakit jiwa. Mereka lebih nyaman mengatakan bahwa mereka 'kesambet' atau 'kesurupan'," jelas Ella.
Ia berharap pemerintahan baru dapat memperluas akses layanan psikolog dan psikiater ke daerah-daerah terdepan, terluar, dan terpencil (3T).