JT - Layanan internet di Bangladesh diputus menjelang aksi unjuk rasa berupa long march anti-pemerintah yang akan dilakukan menuju ibu kota negara, Dhaka. Sejumlah warga dari sedikitnya lima tempat berbeda, termasuk Dhaka, melaporkan kepada koresponden Anadolu pada Senin bahwa layanan internet telah terputus.
"Penutupan total internet telah diperintahkan," lapor harian nasional Prothom Alo, mengutip perintah pemerintah. Namun, hingga saat ini tidak ada tanggapan langsung dari pemerintah terkait perintah penutupan internet tersebut.
Baca juga : Dalam 2024 Jam, 1100 Imigran Diselamatkan di Lepas Pantai Italia
Protes baru kembali melanda seluruh negeri pada Minggu (4/8) yang menuntut pemerintahan Perdana Menteri Sheikh Hasina untuk mundur. Setidaknya 93 orang tewas di seluruh negeri, kata sumber-sumber rumah sakit kepada Anadolu.
Demonstran yang sebagian besar dipimpin oleh mahasiswa berencana mengadakan pawai panjang ke Dhaka pada Senin, tetapi pemerintah telah memberlakukan jam malam tanpa batas waktu untuk menggagalkan demonstrasi tersebut.
Perdana Menteri Hasina pada Minggu mengancam akan menggunakan tindakan keras terhadap mereka yang melakukan terorisme atau menyebarkan anarki di negara tersebut. Bangladesh telah menyaksikan gelombang demonstrasi besar-besaran sejak awal Juli. Para demonstran yang awalnya menuntut reformasi dalam pekerjaan publik kini menuntut pengunduran diri Hasina.
Baca juga : AS Tangkap 308 Imigran Ilegal di Hari Pertama Pemerintahan Trump
Selama tiga pekan terakhir, negara Asia Selatan berpenduduk sekitar 170 juta itu berada dalam kekacauan akibat gelombang protes yang dipimpin mahasiswa yang menuntut reformasi terhadap kuota pekerjaan pemerintah. Kendati pemerintah akhirnya membuat perubahan pada sistem kuota, tanggapan kekerasan terhadap protes tersebut menewaskan setidaknya 200 orang. Sebagian besar korban adalah mahasiswa dan warga masyarakat. * * *